Dekan FKIP memberikan sambutan |
Malang--Menyambut dies natalis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke-57, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengadakan kegiatan seminar internasional “International Conference on Education, Teacher Training, and Professional Development (ICE-TPD)”, (Rabu, 18/08/2021). Kali ini, tema yang diusung adalah “Global Inspiration of Teacher Professional Development”. Guru merupakan pendidik yang memiliki pengaruh signifikan pada pembentukan sumberdaya manusia dalam aspek kognitif, afektif maupun keterampilan. Hal ini tentunya menuntut pendidik yang profesional agar kualitas penyelenggaraan pendidikan benar-benar berperan optimal. Oleh sebab itu, saat ini, guru dituntut agar terus mengembangkan dirinya untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk menghadapi tantangan di era yang serba modern.
Dalam sambutannya, Dekan FKIP UMM, Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., menyatakan bahwa seminar ini bertujuan untuk menjadi wahana bagi berbagai pihak untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam mengembangkan profesionalisme guru.
“Seminar Internasional ini diselenggarakan untuk menyediakan wadah berbagi pengalaman dan keilmuan antara peneliti, pendidik profesional, perumus kebijakan pendidikan, dan praktisi pendidikan dari sejumlah wilayah di Indonesia dan dunia, untuk mendiskusikan berbagai tema. Tema-tema tersebut mencakup kerangka pengembangan terbaru, isu terbaru, tantangan, teori, serta praktik terbaik untuk meningkatkan kualitas guru. Bersinergi secara kolaboratif, penyiapan pendidik profesional, peningkatan kualitas instruksional, dan pemersiapan guru profesional adalah sejumlah tujuan yang disarikan dari seminar internasional kita pada hari ini,” pungkasnya.
Mendukung tema seminar internasional ini, ada empat pembicara andal yang dihadirkan. Keempat pembicara tersebut yakni Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd (UNESA), Assoc. Prof. Tony Loughland (University of New South Wales, Australia), Dr. Norhaida Aman (National Institute of Education, Singapore), dan Prof. Ana Mansilla Pérez (Universitas Murcia, Spanyol).
Dalam konteks pendidikan global, Dr. Noraida Aman menggarisbawahi pentingnya pemahaman guru tentang pengetahuan pedagogis dalam menciptakan pembelajaran abad-21.
“Menjadi guru profesional tidak harus paham apa materi yg harus dipahami siswa (content knowledge), tetapi juga tahu bagaimana cara menyampaikan materi tersebut (pedagogical knowlegde), sehingga dalam pengembangan professionalisme guru pedagogical content knowledge menjadi hal yang sangat penting dan utama,” ungkap dosen dengan bidang keahlian language acquisition dan literasi anak usia dini ini.
Menguatkan paparan Noraida, Prof. Dr. Muchlas Amani menjelaskan pentingnya teknologi dan kolaborasi dalam pengembangan profesionalisme guru. Pendidikan harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan perkembangannya, karena saat ini keterampilan berbasis teknologi menjadi keterampilan utama yg dibutuhkan.
“Untuk menyiapkan guru di era digital ini perlu melakukan kolaborasi penelitian tindakan kelas secara berkelanjutan atau C-NAR (Collaboration Nested Action Research),” terang guru besar bidang manajemen pendidikan yang juga menjabat sebagai panitia nasional uji kompetensi Pendidikan Profesi Guru pada tahun 2017-2019 ini.
Lebih lanjut, secara khusus Prof. Dr. Ana Mansilla Perez membahas strategi pengembangan profesionalisme guru. Menurutnya, pengembangan profesionalisme guru berhubungan erat dengan praktik mengajar yg berbasis student-oriented. Dengan demikian, inovasi dan inspirasi adalah dua hal krusial untuk meningkatkan profesionalisme guru.
“Di sini, kegiatan pelatihan dan seminar untuk guru juga menjadi salah satu jalan agar guru selalu up to date terhadap perkembangan metode pengajaran yang efektif,” pungkasnya.
Menguatkan paparan Prof. Ana, Prof Tony menjelaskan empat prinsip program pengembangan profesionalisme guru yang gefektif.
“Prinsipnya, program pengembangan profesionalisme harus didesain on site atau fokus pada masalah yg ada, berfokus pada siswa, memerlukan usaha kolektif, dan harus ada koherensi tindakan berdasarkan teori dengan implementasinya,” tegas ahli pembelajaran profesional guru ini.
Di samping itu, kegiatan seminar internasional ini juga terdapat tiga sesi pararel yang mewadai pemikiran sembilan doktor baru di FKIP UMM. Mengangkat tema “Enhancing Bahasa Indonesia Teacher Professionalism in Responding to Globalization”, sesi paralel satu menghadirkan Dr. Fauzan, M.Pd., Dr. Ajang Budiman, M.Si., dan Dr. Joko Widodo, M.Si. Sesi pararel 2 mengangkat tema “Fostering Social dan Personality Competence of Teachers” dengan pembicara Dr. Nurbani Yusuf, M.Si., Dr. Budiono, M.Si., dan Dr. Fardini Sabilaj, M.Si. Adapun sesi pararel 3 mengangkat tema “Reinforcing Teacher Pedagogic Skill in Answering Global Challenges” dengan pemateri Dr. Endang Purwanti, M.Pd., Dr. Atok Miftachul Huda, M.Pd., dan Dr. Lud Waluyo, M.Kes.
“FKIP UMM juga selalu terinspirasi oleh pencapaian beberapa dosen yang telah menyelesaikan studi doktornya untuk ikut serta mendiseminasikan keahlian dan bidang risetnya. Forum ini juga diselenggarakan untuk memberikan penghargaan atas pencapaian tersebut,” ungkap Poncojari.
ICE-TPD ini diikuti oleh 658 lebih peserta yang terdiri mahasiswa, guru, dosen dan praktisi pendidikan. Antusiasme peserta ini menjadi capaian yang luar biasa mengingat ICE-TPD ini merupakan seminar internasional yang pertama diadakan di lingkungan FKIP, UMM.
“FKIP UMM terus berkomitmen untuk menjadi institusi dengan semangat untuk terus mengembangkan pengetahuan dalam mengajar dan kiprah dalam dunia pendidikan. Usaha ini diwujudkan untuk memfasilitasi penyampaian gagasan, baik tertulis atau secara lisan, tentang pendidikan dan peningkatan profesionalisme guru” tambah Dekan FKIP UMM.
Hasil penelitian yang diseminarkan pada ICE-TPD akan dimasukkan dalam prosiding ber-ISBN. Selanjunta naskah-naskah terpilih akan dipublikasi pada Jurnal Ilmiah Nasional yang terindeks SINTA. Menariknya lagi naskah terbaik akan dipandu untuk submit di Jurnal Ilmiah yang terindeks Scopus. Hal ini menjadi motivasi para peserta untuk memberikan sumbangsih terbaiknya di seminar internasional yang diadakan FKIP UMM ini. (*ed:fid)