MALANG-Menjalani hal sesuai dengan passion selalu menjadi impian semua orang. Sayangnya, tidak semua orang bisa memiliki cerita demikian. Meski begitu, rasa tanggung jawab dan semangat memberi yang terbaik akan mengubah perspektif hingga sukses pun akhirnya berhasil diraih. Itulah yang dialami Elsa Yunda Septianty, lulusan terbaik jenjang sarjana pada wisuda periode II dan III Tahun 2023 Universitas Muhammadiyah Malang, (Rabu, 17/05/2023).
“Di awal perkuliahan, saya sempat merasa ingin menyerah karena sebetulnya prodi PGSD bukanlah impian saya. Tetapi karena saya ditakdirkan untuk berkuliah di jurusan ini, saya berusaha untuk beradaptasi dan menekuni hal-hal yang perlu saya kuasai,” tutur mahasiswi asal Probolinggo itu.
Pilihan jurusan yang tidak sesuai kata hati membuat Elsa, panggilan akrabnya, merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Apalagi, ia juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan PAKSI dan menjabat sebagai sekretaris bidang kesejahteraan sosial. Hal itu membuatnya harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar.
Kerja keras itulah yang membuatnya berhasil mengantongi sempurna IPK 4,00. Ditanya soal pencapaian istimewa itu, Elsa justru mengaku bahwaa menjadi lulusan terbaik tak pernah menjadi targetnya. Pasalnya, menurut Elsa, IPK hanya angka yang dapat dilihat dari luarnya saja. Ia menekankan bahwa tujuan utama menempuh pendidikan adalah untuk bisa menjadi orang yang berilmu, berakhlak, serta yang terpenting dapat memanfaatkan ilmu dengan baik untuk orang-orang sekitar. Namun, masih tentang capaian IPK 4,00, menurut Elsa kuncinya adalah selalu memberikan yang terbaik dan selalu memberikan inovasi. Tak heran, kalimat motivasi yang menjadi pegangannya adalah “It’s an impossibility to be perfect, but it’s possible to do the best”.
“Saya berusaha untuk bisa aktif diskusi dalam kegiatan perkuliahan di kelas, mengumpulkan tugas secara maksimal dan tepat waktu tanpa harus dikejar-kejar dosen. Selain itu, saya juga menjadikan diri saya ini berbeda dengan teman-teman saya. Maksudnya, ketika dalam mengerjakan tugas banyak teman-teman yang menggunakan cara A, saya memilih untuk menggunakan cara lainnya agar bisa menjadi pembeda dan memberikan nilai tersendiri bagi saya,” ujar putri pasangan Wahyudi Erwantoro dan Endang Pujiastutik itu.
Hal lainnya adalah fasilitasi dan dukungan dari civitas akademika. Sepanjang menempuh perkuliahan, ia merasa dosen-dosen sangat mengayomi dan membimbing. Para staf, baik di Prodi maupun di Fakultas, juga memberikan pelayanan terbaik berkaitan denga napa yang ia butuhkan. Hal itu membuat dia yang awalnya patah semangat lantaran salah pilih jurusan menjadi berbalik bersemangat dan bisa meraih kesuksesan. Tak heran, setelah lulus S1 ini, ia berencana melanjutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan.
“Dosen-dosen saya menyarankan untuk mengikuti PPG Prajabatan. Ibu saya juga menyarankan hal yang sama. Jadi, saya akan menjalankan saran itu agar bisa menjadi pendidik professional dan memudahkan jalan saya ke depannya,” tandas mahasiswa yang juga aktif menulis artikel di jurnal nasional ini.
Terakhir, ia pun berpesan kepada para adik tingkat untuk tidak menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan selama studi. Tantangan itu bisa berasal dari dalam diri seperti rasa malas maupun dari luar seperti kata-kata orang lain yang mengecilkan hati. Fokus pada tujuan terbukti mengantar pada kesuksesan.
“Jangan menyerah! lawan rasa malas yang saat ini menguasai diri kalian. Berjalanlah sampai kalian menemukan titik pencapaian yang kalian inginkan. Fokus dan jangan pernah menoleh atau memperdulikan apa kata orang karena hasil yang akan kalian dapatkan nanti akan menjadi suatu pencapaian terbesar bagi diri kalian. Memang terasa berat, semua pasti merasakan itu. Tetapi bukankah itu akan menjadi cerita indah kita di masa depan?” tegasnya. (*fid)