Di SMA Muhammadiyah 1 Malang, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Kenalkan Sastra Profetik Hingga Hasilkan Antologi Cerpen

Sabtu, 16 Maret 2024 11:09 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

FKIP News—Perkembangan dunia sastra yang begitu pesat seiring dengan perkembangan teknologi belum diimbangi dengan lahirnya karya sastra yang bermuatan positif dan relevan dengan dunia pendidikan. Padahal, muatan yang ditawarkan di dalam karya sastra bisa berpengaruh pada pemikiran dan sikap pembacanya karena fungsi sastra tidak hanya menghibur (dulce) tetapi juga mendidik (utile). Kondisi inilah yang melatari dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diketuai Dr. Hari Sunaryo, M.Si dan beranggotakan Candra Rama Wijaya Putra, S.S. S.Pd., M.A. dan Purwati Anggraini, M.Pd. mengenalkan sastra profetik kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Malang. Satra profetik adalah karya sastra yang tujuannya ingin menjadikan manusia itu menjadi manusia yang sebenarnya dan menjadikan manusia itu dekat dengan Tuhannya.

Dalam kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan ini, secara khusus sastra profetik difokuskan pada sastra profetik berbasis nilai agama. Nilai-nilai agama ini adalah nilai agama yang pernah siswa dapatkan di bangku sekolah. “Dengan begitu, siswa lebih mudah menggali ide dari kehidupan sehari-hari atau yang ada di sekitar mereka, baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal,” pungkas Hari.

Pertemuan pertama difokuskan pada penjelasan tentang sastra profetik dan industri sastra dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pengelolaan peristiwa kehidupan menjadi ide scerita. Pertemuan kedua difokuskan pada penyusunan kerangka cerita pendek berdasarkan kisah kehidupan sehari-hari siswa. Pertemuan ketiga difokuskan pada pengembangana kerangka cerita menjadi cerita pendek utuh. Adapun pertemuan keempat merupakan kegiatan finalisasi cerita pendek dengan penguatan amanat, penentuan judul, dan editing naskah.

Lebih lanjut, Hari mengatakan, pada setiap pertemuan dan tahapan, tim menggunakan metode kooperatif-kritis. Mengapa? Karena dengan adanya kegiatan berpikir kritis, siswa secara tidak langsung dapat meningkatkan keaktifan dirinya sebagai peserta didik. “Caranya yaitu setiap siswa saling berposisi sebagai penulis sekaligus pembaca dan kemudian memberikan catatan masukan untuk setiap karya yang telah ditulis oleh teman sejawat,” katanya.

Hasilnya, 36 cerpen karya siswa kelas X dan XI tergabung dalam buku antologi cerpen yang saat ini sedang dalam proses cetak. “Cerpen-cerpen karya siswa ini memiliki muatan nilai agama. Siswa mengalami internalisasi nilai agama melalui pelajaran agama Islam di sekolah. Hasil internalisasi tersebut kemudian menjadi bahan eksternalisasi siswa, pikiran dan perasaan dalam bentuk karya kreatif sastra,” terang Candra saat ditemui.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang, Iswati, S.Pd., mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. “Alhamdulillah. Kami bersyukur dapat berkolaborasi dalam kegiatan ini. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa yang dibekali pengetahuan tentang konten materi, skill berpikir kritis, dan pengalaman menghasilkan karya antologi cerpen, tetapi juga bagi guru-guru kami. Saya yakin guru-guru juga mendapatkan inspirasi tentang bagaimana mengajar sastra yang produktif dan menyenangkan,” pungkasnya. (*fd)  

Shared: