FKIP UMM Jadi Tuan Rumah Seminar Internasional ProfunEdu Ke-8

Sabtu, 16 September 2023 00:11 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Malang—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM jadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-15 Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (LPTK PTMA). Acara berlangsung selama tiga hari, 14-16 September 2023, di Rayz Hotel UMM ini dihadiri oleh rektor, dekan, kaprodi, sekprodi, dan dosen di lingkungan LPTK PTMA se-Indonesia.

Sebelum dimulai Rakernas, diselenggarakan seminar internasional ProfunEdu (Progressive and Fun Education) dengan jumlah peserta tak kurang dari 250 peserta hadir secara daring dan luring. Wakil Ketua Panitia Rakernas, Naufal Ishartono menyebutkan ada 4 pembicara internasional yang dihadirkan, yakni Assoc.Prof. Dr. Siti Hadjar Binti Halili dari University of Malaya, Malaysia; Prof. Dr. Chan Yuen Fook dari HELP University, Malaysia; Dr. habil. K. Nagy Emese, University of Miskolc, Hungary; dan Prof. Dr. Rully Charitas Indra Prahmana, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia. Dalam ProfunEdu ke-8 ini, tema yang diusung adalah Coping VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) Era Through Advanced Learning. Sejak awal diadakan, kata Naufal, ProfunEdu memang sudah mengusung konsep internasionalisasi. “Output dari ProfunEdu ini berupa artikel penelitian yang akan dipublikasikan di Jurnal terindeks Scopus,” kata Naufal.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Pd. selaku Ketua ALPTK PTMA mengatakan, ProfunEdu diharapkan dapat menjadi media inobasi pengembangan tata kelola LPTK, wahana diseminasj inovasj dan invensi pengembangan pendidikan, sekaligus sarana utama meningkatkan karya dan kinerja akademik berkeluaran publikasi bereputasi. "Kita akan terus mendorong dan menumbuhkan sinergi kolaborasi publikasi bereputasi untuk seluruh LPTK PTMA," ungkapnya.

Sementara itu, Dekan FKIP UMM, Dr. Trisakti Handayani, M.M. menyebutkan seminar FrofunEdu juga bertujuan untuk membangun kolaborasi antar institusi maupun antar dosen. Kolaborasi ini secara formal dituangkan dalam MoU. “Dengan begitu, indikator kinerja utama dan kriteria-kriteria yang ada pada akreditasi mandiri dapat terpenuhi,” terangnya.

Pada tataran selanjutnya diharapkan, MoU tidak hanya memuat aspek kolaborasi publikasi, tetapi juga kegiatan kolaboratif yang lebih luas. Salah satunya, kegiatan internasionalisasi Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Internasional (KKN KI).

Shared: