Malang—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang lagi-lagi menggelar Webinar Pembelajaran Daring, Rabu (20/05/20). Adalah Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, penggagas Webinar bertema “Menjadi Guru Kreatif dan Inovatif di Masa Pandemi”. Acara ini mendapat sambutan hangat dari para guru dari jenjang TK hingga perguruan tinggi. Tak hanya guru, para calon guru pun turut serta dalam kegiatan ini.
Webinar yang berlangsung selama 3 jam ini menghadirkan Dr.Sugiarti, M.Si. dan Nariyanto, M.Pd. sebagai pemateri. Dalam uraian awalnya, kedua pemateri sepakat bahwa peran guru tidak dapat digantikan oleh apa pun.
“Memang sekarang teknologi berperan luar biasa. Orang tua pun dituntut menjadi pendidik bagi anaknya di rumah. Namun, guru tidak akan pernah tergantikan. Tidak oleh teknologi maupun orang tua. Mengapa? karena ada proses pembentukan kepribadian dalam pembelajaran. Teknologi tidak akan sampai pada ranah penanaman pendidikan karakter. Demikian juga orang tua. Ada keterbatasan-keterbatasan,” terang Dr. Sugiarti, M.Si. selaku pemateri 1.
Dalam pandangan Dr.Sugiarti, pendidikan karakter menjadi hal yang tidak boleh dilupakan dalam pembelajaran daring ini. Pendidikan karakter pada hakikatnya adalah fitrah kemanusiaan secara nuraniah untuk mencapai manusia yang berakhlaqul karimah. Nilai-nilai pendidikan karakter itu berupa sifat jujur, disiplin, motivasi, berprestasi, menghargai orang lain, dan sebagainya.
Baca Juga: Hardiknas FKIP UMM, 1.300 Peserta Ikuti Webinar "Pendidik Profesional di Masa Pandemi"
Lebih lanjut, Nariyanto menambahkan, tugas guru pada masa belajar di rumah ini adalah menetapkan tema/materi, membangun komunikasi yang terjangkau, membentuk kelompok belajar kecil, dan menyusun media pembelajaran kreatif. Media pembelajaran memang sangat penting untuk meningkatkan kompetensi siswa. Media pembelajaran ini, haruslah yang mudah didapat, aman, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Dalam kesempatan ini, Nariyanto kemudian memperkenalkan toga media pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran daring. Ketiga media itu adalah Media Corona, Media Tambang Berantai, dan Media Sikamin.
Media Corona adalah singkatan dari Corat-coret Romantika Bermakna. Penggunaan media ini hanya membutuhkan kertas dan alat tulis. Selanjutnya, ia menjelaskan empat langkah penerapan media Corona.
“Caranya, guru menetapkan tema terlebih dahulu. Misalnya temanya binatang. Guru kemudian meminta siswa membuat coretan yang tidak beraturan di atas kertas yang sudah disediakan. Kemudian, guru menentukan sudut pandang sesuai tema. Kita bisa minta siswa untuk memutar kertas ke kiri atau membaliknya sehingga ada pengalaman baru, ada hal yang terduga yang kita hadirkan. Tekahir, guru meminta siswa menebalkan bagian yang terpakai serta menghilangkan yang tidak digunakan sesuai tema. Dengan begitu, insyaAllah anak-anak akan merasa senang dan lebih kreatif. InsyaAllah nggak ada lagi gambar dua gunung, sawah, dan jalan lagi,” terang guru yang sudah 9 kali memenangkan berbagai kompetisi guru inovatif sejak tahun 2014 ini sambil mempraktikkannya di atas kertas.
Media Tambang Berantai bertujuan untuk melatih komunikasi anak. Penerapannya adalah dengan meminta anak membuat kelompok kecil dengan sesama siswa yang rumahnya dekat untuk belajar bersama dan menyelesaikan tugas komunikasi bersama secara berantai. Tentu, pada praktiknya tetap dengan mengindahkan aturan social distancing. Adapun media Sikamin atau Aksi Media Beraksi di Kamar Bercermin bertujuan untuk bekerja sama dengan anggota keluarga. Penerapannya yakni dengan meminta siswa melaksanakan instruksi guru di deoan cermin dengan divideo oleh anggota keluarga lain.
Baca juga: Webinar Literasi Covid-19 UMM Diapresiasi Para Akademisi
Media Sikamin ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan konsep pengajaran kreatif yang diterangkan Dr. Sugiarti, M.Si.
“Pengajaran kreatif di rumah dapat dilakukan melalui tiga cara. Bapak/Ibu guru dapat menggunakan video pembelajaran, merekam kegiatan anak di rumah, dan membuat proyek di rumah,” terang Dr. Sugiarti yang saat ini menjabat sebagai ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia itu.
Melalui kegiatan webinar ini, diharapkan guru-guru dapat menerapkan tips-tips bagaimana menjadi guru kreatif dan inovatif di masa pandemi ini. Dengan demikian, meski dalam bergaia keterbatasan dan pembatasan, guru tetap menjadi pendidik profesional sebagaimana amanah Undang-Undang. (*FP)