MALANG, Guncangan covid-19 tak kunjung reda, bahkan berlipat lebih kencang. Di Indonesia sendiri hingga kini (23/3) jumlah penderita corona sudah mencapai 579 jiwa dengan penambahan pasien baru mencapai 65 orang, sedangkan pasien yang sembuh baru 1 orang dan sudah ada 1 pasien meninggal (sumber: kompas.com). Hal itu tentu membuat warga resah bahkan panik. Orang yang berlomba-lomba untuk membeli masker, hand sanitizer guna mempersempit penyebaran virus corona tersebut. Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan social distancing, yakni pembatasan kegiatan yang berada di luar rumah dan melibatkan banyak orang.
Nyatanya, kebijakan pemerintah mengenai social distancing tidak langsung ditaati oleh masyarakat Indonesia. Banyak yang masih memandang sebelah mata virus ini sehingga mereka masih melakukan aktivitas di luar ruamh. Oleh karenanya, dalam rangka meningkatkan kesadaran social distancing, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM melalui mata kuliah Retorika membuat kampanye kreatif #dirumahaja di media sosial instgram yang serentak diunggah pada tanggal 21—22 Maret 2020.
“Kebetulan Mata Kuliah Retorika minggu ini kami sampai pada materi content creator. Jadi, saya pikir ini bisa sambil menyelam minum air. Anak-anak mengaplikasikan materi pembuatan konten media sosial berupa video kreatif sekaligus mengkampanyekan social distancing untuk mencegah meningkatnya penyebaran virus corona,” terang Fida Pangesti, S.Pd., M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Retorika.
Dalam kampanye ini, para mahasiswa mengusung berbagai subtema di antaranya fakta corona, before-after corona, aktivitas selama #dirumahsaja, dan efek corona ala mahasiswa. Semua dikemas secara apik dengan konsep yang menarik. Misalnya, video kreatif dari Ilham Anggoro Putro pada akun @ilham.putro yang berkonsepkan lagu dengan lirik yang berhubungan dengan virus corona. Lirik lagu yang dinyanyikan oleh Ilham meggambarkan aktivitas di dalam rumah, tetap sekolah meski lewat saluran online, menghidari temapt ramai, dan himbauan tentang isolasi diri selama 14 hari agar tidak terinfeksi. Selain itu, ada Zaldi Faiz Ramadhan yang mengangkat konsep #ngopinggakharusnongkrong. Dalam videonya, Zaldi menunjukkan kegelisahan anak muda yang terbiasa nongkrong namun harus berdiam di rumah dan jalan tengahnya adalah menikmati kopi di kedai favorit melalui aplikasi online.
“Saya mengambil konsep di rumah aja yang tidak terlalu frontal tapi itu berdasarkan realita di masyarakat. Akhirnya saya fokuskan ke mahasiswa saja. Di situ ada adegan saya tidur bingung mau melakukan aktivitas apa, bingung cari teman buat nongkong dan memang sekarang tidak boleh nongkrong, akhirnya saya order online,” ujar Zaldi (22/03).
Menariknya, Zaldhi tidak hanya mengkampanyekan di rumah saja, tetapi juga mengajak untuk mengambil hikmah dari social distancing ini.
“Saatnya memandang sedikit sisi positif dari kekacauan ini. Anak yang sering sibuk dengan kegiatan sekolah, orang tua yang sering sibuk dengan segala pekerjaan, kini bisa menghabiskan waktu bersama,” tutupnya dalam video yang diunggah pada akun @__heyzai.
Berbeda dengan kawan-kawannnya yang berfokus pada peningkatan kewaspadaan, Fahmi Khairudin justru menonjolkan pesan waspada sewajarnya dengan konsep teaterikal pada akun @fahmi_faham.
Pada akhirnya, video-video yang diunggah oleh mahasiswa-mahasiswi prodi Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia FKIP UMM bukan hanya semata-mata imbauan untuk tetap berada di rumah, tetapi juga sekaligus doa agar kita semua bisa selamat dan pandemi ini segera berakhir. *(FP/Ik)