Masa Orientasi, FKIP UMM Mulai Program PPG dalam Jabatan Batch 2.

Kamis, 08 November 2018 11:24 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kamis, 27 September 2018 15:51 WIB

Dekan FKIP UMM Dr. Poncojari Wahyono, M.Kespadakesempatan ini menyampaikan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan FKIP UMM di Aula BAU UMM, Kamis (27/9)

Sebanyak 109 Guru Dalam Jabatan dari seluruh Indonesia mengikuti orientasi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Batch 2 di Aula BAU UMM, Kamis (27/9).

Koordinator program PPG dalam hal ini Dr. Trisakti Handayani, M.Simenyampaikan, para peserta tersebut nantinya akan mengikuti rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengayaan materi dan praktik. “Selama lima minggu peserta akan mengikuti pengayaan materi di kelas dan dilanjutkan dengan praktek lapangan selama tiga minggu,” ujarnya.

Sementara itu dalam sambutannya Dekan FKIP UMM Dr. Poncojari Wahyono, M.Kesmenegaskan agar peserta selalu mengedepankan keseriusan dan kesungguhan dalam nuansa kegembiraan. “Ini agar seluruh peserta, bapak ibu guru yang mengikuti program berhasil dengan memuaskan,”tambahnya.Selain dari pada itu para peserta juga harus menunjukkan sikap ramah dan sopan terhadap sesama peserta dan juga instruktur termasuk panitia penyelenggara.            

Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pddalam pengarahannyamenekankan bahwa seorang guru adalah pejuang bagi bangsa karena mampu mengantarkan putra-putri orang lain meraih sukses, disamping mendidik anak kandung sendiri. “Bapak dan ibu guru adalah kunci keberhasilan pendidikan Indonesia,” tandasnya.

Fauzan juga menyampaikan, pentingnya posisi guru sebagai manajer dalam manajemen pengelolaan sumber daya manusia dalam dunia pendidikan. Ia pun berpesan agar para guru tidak lelah terus membina anak didiknya, terutama dalam hal budi pekerti, sikap, perilaku yang menunjukkan pada kasih sayang terhadap peserta didik.

“Pendidikan yang utama adalah tentang adabartinya norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama. Anak-anak sekarang kalau mencaci maki lewat pesan merasa tidak berdosa, apalagi pakai motor seenaknya saja tanpa memperhatikan keadaan jalan,”tandasnya.

Oleh karena itu penting sekali bagi para guru untuk selalu mengajarakan sikap sopan santun, moral dan perilaku yang baik terhadap anak didiknya. (Humas FKIP)

Shared: