Malang--Pandemi bukan menjadi penghalang untuk Intan Tri Istanti Mahasiswa PPG Prajabatan Mandiri 2020 dalam meraih sebuah prestasi. Berdasarkan tekadnya untuk mengikuti lomba video pembelajaran tingkat Nasional yang diadakan Program studi pendidikan profesi guru FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Intan berhasil meraih juara 1 dalam lomba tersebut.
Meskipun tidak dapat dipungkiri masih ada rasa kurang percaya diri untuk maju dalam kopetisi ini. Namun, Intan berhasil mematahkan ketidak percayaan dirinya. “Lomba ini merupakan lomba yang pertama kali saya ikuti. Saya berpikir, apa salahnya jika saya mencoba mengikuti lomba ini. Namun jika gagal juga tidak ada yang menyalahkan. Menangpun itu merupakan bonus. Untuk lebih percaya diri saya meminta restu kedua orang tua saya dan keluarga. Sehingga saya mantab mengikuti lomba tersebut.” Ujar Intan, Minggu (20/6/21).
Intan tidak membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menghasilkan video pembelajaran yang berdurasi 10 menit sesuai dengan ketentuan lomba. Hanya dengan dua hari, yaitu satu hari ia gunakan untuk proses perekaman dan satu hari lagi untuk proses editing. Dalam proses pembuatan video intan mengajar seperti biasa kemudian ia merekamnya. Video yang awalnya menjadi tugas perkuliahannya, kemudia ia edit dan dikirimkan ke panitia lomba. Semua proses perlombaan mulai dari pendaftaran hingga pengumuman pemenang dilakukan secara daring.
Faktor pendukung lainnya dalam pembuatan video pembelajaran tersebut adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menjadi pedoman dalam proses belajar mengajar tersebut. “Melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yg telah dirancang, terdapat literasi di awal pembelajaran sehingga membuat siswa antusias dan bersemangat dengan pembelajaran, pertanyaan pemantik yg saya berikan kepada siswa termasuk HOTS, memunculkan aktivitas siswa seperti kegiatan berwawancara, memunculkan hasil belajar (tugas yg dikerjakan) siswa, terdapat umpan balik di akhir pembelajaran.” Terangnya.
Berdasarkan keputusan pemerintah bahwa proses belajar mengajar dilakukan secara daring selama pandemi. Intan yang juga bekerja sebagai guru ikut merasakan dampak tersebut. Menurutnya setiap sekolah memang memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam melaksanakan pembelajaran daring saat ini. “Pembelajaran daring yang telah dilakukan saat ini malah memerlukan waktu yang ekstra karena guru bisa berkerja 24 jam. Banyak murid dan guru yang jenuh karena lama tidak melakukan tatap muka dan tidak sedikit pula yg telah mendapatkan zona nyaman karena belajar di rumah. Namun, jangan lupa terus semangat untuk belajar, belajar, dan terus belajar. Banyak waktu yg bisa digunakan untuk mengembangkan ilmu dan kreativitas di rumah. Tetap semangat,” ungkapnya sebagai penyemangat dirinya dan juga para pengajar di luar sana.
“Semoga seluruh guru di Indonesia dapat merancang dan menyajikan pembelajaran dengan aktivitas yg beragam saat melakukan pembelajaran. Jangan pernah berhenti mencoba dan belajar.” Harapnya. (*rfl/fid)