Menyongsong Tahun Ajaran Baru Era New Normal, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Inspirasi Guru-guru Terapkan Distance Language Learning

Senin, 22 Juni 2020 20:53 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(Workshop Online Prodi Pendidikan Bahasa Inggris)

Malang—Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Namun, merujuk pada Pengumuman Mendikbud Nadiem Makarim (16/05/20), pembelajaran pada tahun ajaran baru 2020 di Malang Raya sepertinya belum dapat dilakukan melalui tatap muka mengingat Malang Raya berada di zona merah. Oleh sebab itu, guru harus sudah bersiap sedia untuk kembali melaksanakan pembelajaran daring, tentu dengan kulitas pembelajaran yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam merespon hal tersebut, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang menggelar Workshop Online bertema "Independent Learning Mindset and Project-Based Learning to Support Digital Teaching", Senin (22/06/20). Tema tersebut dipaparkan oleh Teguh Hadi Saputro, M.A. kepada 150 guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMA dan SMK.

Dalam webinar ini, Teguh menekankan bahwa di era new normal saat ini kita sudah harus berpindah dari blended learning menuju distance learning. Berbeda dengan blended learning yang masih memadukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring, distance learning 100% menerapkan pembelajaran daring. Distance learning akan berjalan dengan baik apabila ada interaksi dan partisipasi aktif dari siswa, desain pembelajaran yang jelas, standar pedagogik yang kuat, dan konten berbasis teknologi. Namun, dalam poin terakhir yang menjadi catatan adalah konten/kurikulum harus tetap menjadi prioritas utama.

"Dalam pembelajaran apa pun, termasuk distance learning, teknologi mengikuti kurikulum, bukan kurikulum yang mengikuti teknologi," ucap dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris bersemangat.

Baca juga: Webinar FKIP UMM, Kabupaten Malang dan Kota Batu Siap Memasuki New Normal di Bidang Pendidikan!

Lantas, bagaimana penerapan distance learning dalam pembelajaran bahasa?

Menurut Teguh, ada dua hal yang bisa diterapkan dalam distance language learning yakni independent learning dan project-based learning. Dalam independent learning, siswa diarahkan untuk bisa merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri. Sementara dalam Project-Based Learning (PBL), siswa akan melakukan project pada akhir pembelajaran yang telah direncanakan dengan matang oleh guru mulai dari materi, tahapan pelaksanaan project, hingga evaluasinya. Dengan melihat karakteristik dan tahapan kedua hal tersebut, Teguh menggarisbawahi hal-hal yang harus disediakan guru dalam mengimplementasikan distance language learning.

“Dalam mengimplementasikan distance language learning ini, guru harus menyediakan platform pembelajaran seperti Edmodo atau Google Classroom, course outline, daily communication platform, teleconference platform, public platform, aplikasi asesmen pembelajaran, dan sumber dan/atau bahan ajar online,” terang Teguh.

Baca juga: Ini Dia Tiga Pembelajaran Daring Inovatif Ala Alumni Berprestasi FKIP UMM

Lebih lanjut, Teguh membagikan tips-tips penerapan distance language learning, termasuk berbagai jenis platform yang dibutuhkan dalam mengimplementasikannya seperti Google Classroom, Edmodo, Zoom, TedTalk, Bendicam, dan sebagainya. Dosen yang mendapat gelar Magister di Victoria University of Wellington, New Zealand ini juga membagikan pengalamannya selama menggunakan Computer Assisted Langauge Learning (CALL) dan Task-Based Language Teaching (TBLT) selama mengajar di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Workshop online yang berlangsung selama 90 menit ini disambut baik oleh guru-guru. Hal itu terlihat dari banyak peserta yang antusias untuk bertanya dan juga berbagi pengalaman mengajar.

"Materi dan penjelasan yang diberikan sangat detil dan luar bermanfaat bagi kita," ucap Tri , guru SMK 17 Agustus 1945. (*/fid)

Shared: