Malang--Gandeng pemerintah Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembangkan kawasan wisata edukasi anggrek (Kawiesta). Ini merupakan bagian dari implementasi hibah Program Centre of Excellence (CoE) yang diterima Prodi Pendidikan Biologi tahun ini.
Kegiatan launching kawasan wisata edukasi anggrek (Kawiesta) yang berlangsung di aula kantor kelurahan dadaprejo tersebut, dihadiri oleh Lurah Muhammad Rizal Prastiko, mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, ketua PiC membangun Desa yakni Dwi Setyawan, M.Pd, tim MBKM, serta Kaprodi Pendidikan Biologi, Dr. Iin Hindun, M.Kes. Tak hanya itu, hadir pula para pelaku wisata Tejo Andik, ketua kelompok kerja masyarakat (pokjamas) wisata, Dede Setiya owner DD Orchid, pimpinan sentra batik Dadaprejo, dan pimpinan sentra gerabah Dadaprejo.
Muhammad Rizal Prastiko, Lurah Dadaprejo, mengaku gembira, menyambut launching Kawiesta yang digagas oleh Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM. Pasca tim MBKM UMM mengenalkan dan mengajak bermitra dengan kelurahan untuk mewujudkan Kawiesta, ia langsung konsep MoU, guna menyambut dan mendukung penuh gagasan kampus UMM.
“Setelah dikenalkan oleh MBKM UMM, sekaligus mengajak kerjasama, saya sambut baik dan mendukung penuh. Akhirnya saya konsep MoU-nya” katanya, Senin (30/08/2021).
Sementara itu, Dr. Iin Hindun, M.Kes., Kaprodi Pendidikan Biologi UMM menyampaikan, posisi Kelurahan Dadaprejo yang merupakan pintu masuk Kota Batu dari arah timur, menjadi sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata edukasi anggrek.
“Potensi ini didukung oleh pelaku wisata yang sudah sangat populer di tingkat nasional, dan pengalaman tangguh PiC CoE membangun desa yang meyakinkan dalam pengembangan kawasan wisata berbasis masyarakat,” ucapnya.
Masih kata Iin, sapaan akrabnya, cita-cita membangun Kawiests ini diharapkan dapat berhasil, karena merupakan bagian dari pilar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, memajukan daerah, sekaligus menjadi sekolah unggulan berbasis budidaya dan pemasaran anggrek di Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM.
“Kawiesta hendaknya secara fisik maupun non fisik dapat dipercepat lagi, utamanya setelah masa pandemi Covid-19 berakhir. Akhirnya, khusus bagi mahasiswa peserta CoE membangun desa ini, mereka akan mendapatkan pengakuan telah menempuh matakuliah sampai 20 SKS,” begitu dia berharap.
Ditambahkannya, program yang ini merupakan implementasi KKN yang dikembangkan dalam berbagai aktivitas termasuk penelitian untuk tugas akhir dan permagangan bBiologi dan matakuliah lainnya.
“Dengan demikian, keterlibatan mahasiswa pada program membangun desa ini mendapatkan apresiasi akademik maupun pengalaman sosial kemasyarakatan yang sangat bermanfaat,” tutupnya. (*Ed:fid)