FKIP News – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) menggelar Diklat Wawasan Kebhinekaan Global Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2024 di Mercure Hotel Malang, (Rabu, 18/12/2024). Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 15.30 ini diikuti oleh 217 peserta, yang terdiri dari berbagai bidang studi, antara lain Bahasa Indonesia (25 orang), Agribisnis Perikanan (34 orang), PGSD (131 orang), dan PPkn (27 orang). Tujuan dari pelaksanaan Diklat ini adalah untuk membekali para calon guru dengan wawasan kebhinekaan global serta mengembangkan pemahaman tentang pentingnya keragaman budaya, agama, dan latar belakang dalam pendidikan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan para guru agar mampu menghadapi tantangan global dan menjadi penggerak dalam menciptakan masyarakat yang inklusif, damai, dan produktif di era digital.
Dekan FKIP UMM, Prof. Dr. Trisakti Handayani, MM., membuka acara dengan pengarahan yang mengangkat tema “Guru Profesional yang Berwawasan Kebhinekaan Global.” Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru untuk mencapai visi Pendidikan Indonesia 2035, yakni membangun rakyat Indonesia menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.
"Guru harus bisa menggerakkan bangsa. Kualitas pendidikan suatu bangsa bergantung pada kualitas guru, dan kualitas guru ditentukan oleh keinginan guru sendiri dalam meningkatkan kualitasnya," ujar Prof. Trisakti. Ia juga menyatakan pentingnya pergeseran paradigma pendidikan, dari guru sebagai “learning material provider” menjadi “inspiring teacher” bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk merdeka belajar. Oleh sebab itu, lanjutnya, guru harus memiliki kecakapan abad 21, yaitu kreativitas, pemikiran kritis, komunikasi, dan kolaborasi (4C).
Paparan materi juga diberikan oleh Ibnu Hajar, M.Pd., dalam sesi “Guru Profesional Bingkai Pluralisme.” Kebhinekaan global adalah konsep yang menekankan pentingnya menghormati dan merayakan keragaman budaya, agama, ras, dan latar belakang lainnya di era digital. Ia menyampaikan bahwa kebhinekaan global semakin penting di era digital yang semakin terhubung. "Kebhinekaan global membuka pintu untuk kolaborasi global, pertumbuhan pribadi, serta terciptanya perdamaian dan keharmonisan," ujarnya alumni Prodi PPKn yang saat ini menjadi pengawas madrasah Kankemenag Sumenep sekaligus sastrawan dana budayawan Madura itu.
Acara ini dilanjutkan dengan sharing session yang menghadirkan berbagai narasumber, di antaranya Moh. Wahyu Kurniawan, M.Pd. tentang Kebhinekaan Global, Dr. Arina Restian, M.Pd. mengenai Kebhinekaan Indonesia, Belinda Dewi Regina, M.Pd. tentang Keberagaman di Sekolah, Drs. Rohmada Widodo, M.Si. tentang Sekolah yang Damai, dan Fahdian Rahmandani, M.Pd. tentang Berdamai dengan Diri.
Selain itu, diumumkan pula pemenang lomba esai dengan tema “Goresan Mahasiswa Calon Guru: Menjadi Guru Profesional yang Berbudi Pekerti dan Berwawasan Kebhinekaan Global.” Pemenang lomba ini adalah Mohamad Irgan Fatoni, Ainun Chifa, Aurila Patri Mahaeni, Rafelino Sutan Aghe, dan Nahdatul Kurnia.
Pemenang lainnya adalah peserta teraktif dalam Pelatihan dan Sertifikasi Google Certified Educator yang berlangsung pada 14—15 Desember 2024 secara online, dan ujian luring di Kampus pada 16—17 Desember 2024. Pemenangnya adalah Amruliana Baliani Putri, Afiatul Nikmah, Ratrianing Tiyas Handayani, dan Mirza Madani.
Salah seorang peserta, Mohamad Irgan Fatoni, memberikan testimoni mengenai pelaksanaan kegiatan ini. “Diklat ini memberikan wawasan baru tentang kebhinekaan dan bagaimana kita sebagai calon guru harus menjadi pribadi yang menginspirasi serta memahami pentingnya keberagaman di dalam pendidikan,” ujarnya.
Dengan kegiatan ini, diharapkan para calon guru dapat semakin siap menjadi pendidik yang profesional, berwawasan kebhinekaan global, dan dapat mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi tantangan zaman. (*fd)