Malang – Bertolak dari beragamnya persepsi tentang profesi guru, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang gelar Seminar Daring (Webinar) yang dikemas dalam acara DilOn-Milea (Diskusi Online Milenial) bertajuk “Dadi Guru Iku gak Ndeso Lho!” (12/5). Tujuannya, guru maupun calon guru memiliki mindset yang positif bahwa profesi sebagai guru saat ini sangatlah keren.
“Topik ini menyampaikan pesan bahwa Guru adalah Soul, panggilan jiwa. Di tangan para Guru lahir generasi hebat, generasi milenial, generasi zilenial. Oleh karenanya, harus bangga dengan profesi sebagai Guru, di mana setiap gerakan dan kata-kata adalah ibadah. Maka, jangan malu dipanggil guru karena Guru itu tidak ndeso lo! Justru siapa pun yang memilih profesi Guru, dialah yang berpikir jauh ke depan. Tidak hanya kebaikan di dunia, tapi sampai pada kebaikan ukhrowi,” pungkas Ketua Prodi PGSD, Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd.
Menariknya, acara yang digelar dengan menghadirkan Bahrul Ulum, M.Pd. dan Dini Nurrohma Prihati, S.Pd. sebagai pemateri tersebut tidak hanya berbicara tentang literasi profesi guru, tetapi juga tentang bagaimana posisi dan peran guru di masa pandemic covid-19.
Dalam paparannya, Bahrul Ulum menuturkan ada 2 jenis mindset yang dimiliki seseorang yakni fixed mindset dan growth mindset. Orang dengan fixed mindset akan mengalah dengan keadaan dan tidak mau berjuang menghadapi situasi. Sebaliknya, orang dengan growth mindset akan berani menghadapi situasi karena survive dan menang adalah tujuan hidupnya. Growth mindset inilah yang dibutuhkan guru di masa pandemik ini.
“Guru maupun calon guru di Indonesia sudah seharusnya memiliki mindset tipe yang kedua, terutama dalam kondisi sekarang ini. Dengan adanya transisi pembelajaran dari konvensional ke online ini, guru dituntut untuk terus memberikan inovasi pembelajaran. Tidak hanya memberikan tugas melainkan juga mengajarkan nilai karakter yang selama ini belum bisa digantikan oleh peran teknologi,” tutur dosen Prodi PGSD ini.
Hal serupa diungkap oleh pemateri kedua, Dini Nurrohma Prihati. Menurut alumni Prodi PGSD yang saat ini menjadi ASN Guru di Lampung ini, pelaksaan pembelajaran online sesuai arahan Kemendikbud yang masih terkendala jaringan internet membuat guru mau tidak mau lebih kreatif dari sebelumnya.
“Adanya kendala tersebut tidak mematahkan semangat guru dalam mengajar. Justru harus semakin kreatif. Prinsipnya, komunikasi tiga arah, Guru-Peserta didik-Orang tua, yang baik harus benar-benar dibangun karena siswa belajar dari rumah bersama orang tuanya,” ungkapnya kepada 300 peserta yang terdiri dari guru, mahasiswa, dan siswa.
Adanya kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen pengembangan budaya akademik FKIP UMM, bukan hanya untuk civitas akademika FKIP UMM, tetapi untuk masyarakat. Karena UMM, dari Muhammadiyah untuk bangsa! (*FP)