Siap Terapkan MBKM, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Hadirkan Pakar Kurikulum Nasional

Sabtu, 16 Januari 2021 08:58 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Berhasil mendapatkan hibah Program Merdeka Belajar Kampus Medeka (MBKM) dari Kemendikbud Republik Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menghadirkan Dr. Sri Suning Kusumawardani, M.T Tim Pakar Kurikulum Pendidikan Tinggl dan MBKM dalam acara webinar. Webinar ini diikuti oleh perwakilan Prodi Bahasa Inggris yang tergabung dalam asosiasi PBI di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, Kaprodi di lingkunag FKIP UMM, dan dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (13/1).

Dalam penerapan MBKM, dosen akan menjadi dosen penggerak. Dalam pengertiannya, salah satu fungsi dosen penggerak adalah menjadi dosen yang selalu mencari ilmu dan pengalaman baru yang mendukung tugas profesinya dan implementasi program MBKM. Selain itu, dalam penerapan MBKM, dosen juga terlibat dalam reorientasi kurikulum.

MBKM merupakan terjemahan dari kurikulum yang sudah ada yaitu pengombinasian antara KKNI dan SN-DIKTI. Dalam implementasinya, mahasiswa akan diberikan ruang lebih fleksibel dalam memilih belajarnya. Secara konkret, mahasiswa akan diberi dua skema proses belajar, pertama, mahasiswa mengikuti 100 persen pembelajaran di Prodinya. Kedua, memilih 20 SKS belajar di Prodi berbeda di dalam PT yang sama (1 semester) atau melakukan perkuliahan di Prodi yang sama atau berbeda di luar PT dengan maksimal 40 SKS (2 semester). Sehingga 60 SKS adalah alokasi merdeka belajar yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Dengan demikian, 70% SKS dapat dimaksimalkan untuk alokasi mata kuliah Prodi.

“Untuk menyukseskan program ini, dalam penyelenggaraan Kurikulum MBKM tentunya diperlukan model-model kerjasama dengan mitra, program dilakukan di bawah bimbingan dosen, dan juga diperlukan model-model konversi nilai dan penyesuaian bobot SKS,” tandas Dr.Sri Suning Kusumawardani, M.T yang merupakan dosen di Universitas Gadjah Mada itu.

Merespon hal ini, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM telah melakukan rekonstuksi kurikulum dengan tujuan menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Pertukaran mahasiswa, penelitian, magang, dan kewirausahaan. Dari keempat program tersebut ada beberapa model yang akan diselenggarakan. Kerjasama dalam pelaksanaan program telah dilakukan dengan mitra di luar negeri dan dalam negeri. Mitra di luar negeri di antaranya China, Thailand, dan Malaysia. “Hal ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan diri dan melakukan inovasi pembelajaran guna menciptakan lulusan unggul dan siap pakai,” jelas Bayu Hendro Wicaksono, Ph.D Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM. (*raf/fid)

Shared: