Malang—Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan serangkaian webinar, Selasa (19/05/20) hingga Jumat (22/05/20). Acara ini digelar dalam rangka merespon kondisi pembelajaran Matematika di masa pandemi dan sekaligus menutup ramadhan 1441 H. Meski dilakukan dalam 4 hari nonstop, para peserta tetap bersemangat. Terbukti, tak kurang dari 130 peserta terlibat secara aktif dalam setiap sesinya.
“Sosiograph: Jalur Persahabatan dalam Kelas Matematika” menjadi pilihan tema pada hari pertama, Selasa (19/05/20). Di hadapan 220 peserta, Dr. Sri Adi Widodo, M.Pd. memaparkan ihwal Sosiograph dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran Matematika.
“Sosiograph awalnya merupakan research untuk melihat jejaring di dunia IT, yaitu jaringan persahabatan pada dunia virtual. Ini kemudian saya terapkan dalam konteks pembelajaran Matematika. Dengan melihat jalur persahabatan pada kelas Matematika, sosiograph ini dapat digunakan oleh guru sebagai referensi dalam menentukan pembagian kelompok siswa/mahasiswa dan memilih metode pembelajaran yang tepat,” terang dosen Pendidikan Matematika Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta itu.
Mengangkat tema "Islamisasi Pendidikan Matematika dan Pembelajaran Matematika Daring yang Menarik", Webinar hari kedua, Rabu (20/05/20), menghadirkan Muhammad Ammar Naufal, S.Pd, M.Ed. Dalam paparan awalnya, Ammar menegaskan, Matematika dan Islam adalah dua hal yang terikat satu sama lain. Hal itu kemudian dibuktikan dengan contoh-contoh yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist.
“Sebagai contoh hadis Bukhari dan Muslim, Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman ‘Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan. Barang siapa meminta kepada-Ku niscaya akan aku penuhi, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku niscaya aku ampuni’. Bagi seseorang yang tidak memahami matematika yaitu pecahan, dia tidak akan tahu kapankah sepertiga malam itu. Begitulah salah satu contoh bahwa matematika dan Islam itu berkaitan", jelas kandidat PhD jurusan School of Education University Teknologi Malaysia itu bersemangat.
Tak kalah menarik, webinar hari ketiga, Kamis (21/05/20), bertajuk "Kuliah Daring: Antara Tantangan dan Harapan". Tema ini dibedah oleh Rahmatya Nurmeidina, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Sejalan dengan tema yang diangkat, Rahmatya mengurai pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 saat ini, mulai dari hasil penelitian tentang pembelajaran daring, tantangan pembelajaran daring, serta tips-tips pembelajaran daring yang kreatif dan menyenangkan. Para peserta pun menunjukkan antusiasme yang tinggi. Pasalnya, materi yang disajikan sesuai dengan pengalaman para peserta.
"Ibu Tya mewakili perasaan kami sebagai mahasiswa bahwa pembelajaran daring ini menjadi tantangan tersendiri dan berharap dosen menggunakan video tentang materi pada pembelajaran sehingga membuat kami paham" tutur salah satu audience mahasiswa.
Hari terakhir webinar, Jumat (22/05/20), seakan menjadi benang merah dari rangkaian Webinar ini. Pasalnya, tema yang diangkat dan pemateri yang dihadirkan tak main-main. Sesi pagi bertema “Meraih Fadhilah Sepuluh Hari Terakhir di Bulan Ramadhan” oleh Fajar Islami Human, S.Ag., dari majelis keilmuan PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) Pakistan. Dalam kesempatan itu, Fajar menjelaskan amalan-amalan yang harus diperbanyak pada jelang tutup ramadhan kepada 150 peserta yang hadir secara virtual melalui Google Meet. Menurut Fajar, yang harus diperbanyak adalah istigfar dan taubat dengan sebenar-benarnya taubat. Dan, yang paling utama adalah istiwamah dalam menjalankan amalan ramadhan pasca ramadhan.
“Yang paling penting dari semua hal itu justru ketika ramadhan berlalu. Apakah kita bisa mempertahankan hal-hal baik selama ramadhan ini atau tidak? Tentu, harapannya kita bisa istiqamah”, tandasnya.
Sementara itu, sesi sore mengangkat tema “Islam dan Matematika” oleh Fathu Rabbani, Lc., Sekretaris Majlis Tarjih Tajdid PCIM Mesir. Tema ini semakin menguatkan apa yang disampaikan Muhammad Ammar Naufal, S.Pd, M.Ed pada hari kedua Webinar. Fathu memberi beragam contoh teori Matematika yang termuat dalam ayat-ayat Al-Quran. Contoh-contoh tersebut beserta penjabarannya semakin menguatkan pemahaman peserta. Tak hanya pemahaman, rasa cinta pada Matematika pun semakin menguat.
“Momen ramadhan ini kami pikir menjadi momen yang baik untuk memberi highlight bahwa Matematika dan Islam tidak bersifat dikotomis. Keduanya saling berkaitan dan kemudian dari Matematika inilah keimanan dan ketaqwaan kita semakin kokoh. Di samping itu, situasi pandemic covid-19 yang memberi tantangan luar biasa, baik bagi guru maupun siswa dalam konteks pembelajaran Matematika ini juga harus direspon. Itulah alasan mengapa Islam dan Pembelajaran Matematika menjadi dua ruh utama dalam Webinar ini. Dan kami bersyukur apa yang kami selenggarakan ini mendapat respon positif dari para peserta. Melalui diskusi-diskusi ini, saya berharap ada berbagai hal baik yang bisa mereka ambil,” pungkas Siti Khoiruli Ummah, M.Pd, ketua pelaksana webinar, di sela acara. (*FP)