Webinar Sastra Seri #1, Para Pakar Jelaskan Pembelajaran Sastra Ideal di Masa Pandemi

Rabu, 17 Juni 2020 20:07 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Malang—Komunitas HISKI Komisariat Malang bersama dengan lembaga kebudayaan UMM dan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia UMM sukses menyelenggarakan kegiatan Webinar Sastra dan Pandemi Seri #1, Rabu (17/06/20). Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dalam membantu mempercepat proses adaptasi dunia sastra dan pembelajaran sastra terhadap kenormalan baru di masa pandemic ini.

Webinar Seri #1 mengangkat tema “Pembelajaran Sastra di Masa Pandemi”. Kali ini, hadir sebagai pemateri kunci Prof.Dr. Djoko Saryono, M.Pd sebagai pemateri kunci yang membahas ihwal “Pembelajaran sastra saat dan pasca pandemi covid-19”. Di samping itu, hadir pula empat pemateri lain, yakni Drs. Sudibyo (Guru SMAN 10 Malang) yang membahas “Best practice pembelajaran sastra”, Dr. Umi Salamah, M.Pd (Dosen IKIP Budi Utomo Malang) yang membahas “Pengembangan bahan ajar interaktif”, Dr. Sri Wahyuni, M.Pd (Dosen UNISMA) yang membahas “Transformasi media dan strategi pembelajaran”, dan Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si (Dosen UMM) yang membahas “Penilaian kegiatan bersastra saat belajar di rumah”.

Dalam paparannya, Sudibyo mengungkapkan dalam situasi pandemic ini pembelajaran sastra memiliki posisi strategis secara batiniah.

“Dalam situasi pandemi yang ambruk, serba sulit, mandeg, ketakutan, bingung, panik dan berbahaya. Pembelajaran sastra memang tidak mampu memberi makan, pengobatan, keuangan, dan jaminan keamanan. Tapi, kita bisa ikut berperan membantu, menemukan dan merawat daya hidup, mengajak melihat kemungkinan. Menyemangati upaya saling menguatkan, berempati dan menyelamatkan.” Jelasnya.

Para peserta sangat antusias menyimak materi dan memberikan pertanyaan. Salah satu pertanyaan menarik adalah tentang pengisian e-rapor dari Lilis Pujiarti. Menanggapi pertanyaan tersebut, Daroe Iswatiningsih mengungkapkan tidak harus semua KD diselesaikan dan dimasukkan dalam rapor.

“Tidak semua KD harus diselesaikan dalam penilaian saat pandemi covid-19, jika seorang guru tidak bisa memenuhi semua KD, guru tidak boleh terbebani oleh KD, siswa memiliki semangat dalam belajar itu sudah capaian yang bagus.” Terangnya. 

Shared: