FKIP News—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang gelar Yudisium Periode II Tahun 2024, Jumat (10/05/2024). Acara yudisium digelar secara daring di Rayz Hotel UMM. Kali ini, tema yang diangkat yakni “Guru Adaptif sebagai Sumber Daya Unggul dalam menghadapi Tantangan Pendidikan” yang diikuti oleh 130 calon wisudawan/wisudawati ini berlangsung secara khidmat.
Dalam sambutannya, Dekan FKIP UMM, Prof. Dr. Trisakti Handayani, M.M., mengungkapkan rasa bangga atas capaian para peserta yudisium bisa menyelesaikan studi dengan baik. Ia yakin, para lulusan yang hari ini diyudisium merupakan sumber daya pendidikan yang siap menjawab tantangan pendidikan abad 21 dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Abad 21 menjadi abad tantangan bagi guru dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya, tidak lagi berkisar pada kemampuan akademik tetapi lebih pada pendidikan intelektual, emosional, moral, dan akhlak peserta didik. Untuk itulah diperlukan generasi Guru Baru Indonesia yang adaptif. FKIP UMM telah membekali Saudara dengan karakter tersebut,” ungkap Prof. Dr. Trisakti Handayani, M.M.
Guru adaptif, lanjut Trisakti, adalah guru yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan terbuka terhadap pandangan serta umpan balik dari peserta didik. Secara terperinci, guru yang adaptif memiliki ciri-ciri memiliki kesediaan untuk menerima umpan balik, kepekaan terhadap dinamika kelas, fleksibilitas dalam menerapkan perubahan, komunikasi terbuka dan jelas, serta pemantauan dan evaluasi yang berkala.
Ia pun berpesan agar para lulusan memiliki mentalitas pembelajar sepanjang hayat. Salah satunya dengan melanjutkan studi profesi melalui Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan. Melalui Program PPG prajabatan, mahasiswa akan mendalami kompetensinya dan mendapatkan sertifikat pendidik, sebagai syarat diakui sebagai guru profesional. “Ini merupakan kesempatan bagi adik-adik yang saat ini di Yudisium untuk ikut berperan serta dalam membangun pendidikan bangsa melalui PPG Pra Jabatan. Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, raih cita-cita untuk menjadi guru profsional, yang dibuktikan dengan didapatkannya sertifikat pendidik sebelum kalian mengabdikan diri di dunia pendidikan,” tegasnya.
Dalam kesempatan kali ini, hadir pula Erwin Qodariyah, M.Pd. yang turut membedah materi tentang “Guru Penggerak, Guru Adaptif”. Menurut Erwin, guru adaptif adalah guru yang fleksibel, open-minded, kreatif, inovatif terhadap fenomena perubahan yang ada disekitar. Dalam hal ini, guru penggerak dengan 10 karakter yang dimilikinya, diharapkan menjadi agen perubahan untuk menciptakan mindset adaptif kepada komunitas pendidikan. Ia pun membagikan tips untuk menjadi guru adaptif dan kreatif, yakni mengenali murid dan kemampuannya, memiliki kepercayaan yang tinggi, mengajar dengan inovatif, belajar sepanjang hayat, menyeimbangkan teori dan praktik, serta mengerti dan memanfaatkan teknologi.
“Kita perlu menanamkan dalam diri bahwa tugas kita bukan menjejalkan pelajaran, tetapi menghidupkan pengetahuan. Maka kita harus memperlakukan siswa sebagai partner, bukan objek. Kita harus menciptakan komunikasi yang terbuka, bersedia menerima umpan balik. Dengan begitu, kita akan menjadi bagian dari perubahan itu sendiri,” tandas guru penggerak Angkatan 7 Kabulaten Malang yang saat ini mengabdi di SMAN 1 Lawang itu.
Yudisium kali ini mengukuhkan Titis Fatmasari Kharisma Kasih, mahasiswa Prodi PPKn, menjadi lulusan terbaik akademik fakultas dengan IPK sempurna 4.00. Titis pun mengenang bagaimana FKIP UMM telah menyatukan anak bangsa dari berbagai latar belakang untuk mewujudkan cita-citanya. “Teringat, pertama kali kami menginjakkan kaki di UMM dengan banyak rasa insecure tetapi juga banyak harapan. FKIP UMM menyatukan kami dengan teman-teman dari berbagai daerah yang tentunya berbeda-beda, mempertemukan kami dengan dosen yang hebat dan inspiratif, serta membawa kami pada wawasan dan pengalaman yang luar biasa. Maka, di sinilah kami saat ini. Menjadi lulusan yang insyaAllah menjadi kebanggan,” tutunya dalam orasi pesan-kesan. Ia pun mengucapkan terima kasih dan berharap semua lulusan merasa bangga atas capaian yang diraih, dan terus melanjutkan mimpi-mimpinya.
Selain mengukuhkan lulusan terbaik akademik, FKIP UMM juga mengukuhkan lulusan terbaik nonakademik. Tercatat, 16 lulusan terbaik dari 6 Prodi telah dikukuhkan atas prestasi di bidang publikasi artikel ilmiah di jurnal terakreditasi, hak paten penulisana buku, kejuaraan lomba, dan KKN internasional. (*/fd)
FKIP News—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang gelar Yudisium Periode II Tahun 2024, Jumat (10/05/2024). Acara yudisium digelar secara daring di Rayz Hotel UMM. Kali ini, tema yang diangkat yakni “Guru Adaptif sebagai Sumber Daya Unggul dalam menghadapi Tantangan Pendidikan” yang diikuti oleh 130 calon wisudawan/wisudawati ini berlangsung secara khidmat.
Dalam sambutannya, Dekan FKIP UMM, Prof. Dr. Trisakti Handayani, M.M., mengungkapkan rasa bangga atas capaian para peserta yudisium bisa menyelesaikan studi dengan baik. Ia yakin, para lulusan yang hari ini diyudisium merupakan sumber daya pendidikan yang siap menjawab tantangan pendidikan abad 21 dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Abad 21 menjadi abad tantangan bagi guru dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya, tidak lagi berkisar pada kemampuan akademik tetapi lebih pada pendidikan intelektual, emosional, moral, dan akhlak peserta didik. Untuk itulah diperlukan generasi Guru Baru Indonesia yang adaptif. FKIP UMM telah membekali Saudara dengan karakter tersebut,” ungkap Prof. Dr. Trisakti Handayani, M.M.
Guru adaptif, lanjut Trisakti, adalah guru yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan terbuka terhadap pandangan serta umpan balik dari peserta didik. Secara terperinci, guru yang adaptif memiliki ciri-ciri memiliki kesediaan untuk menerima umpan balik, kepekaan terhadap dinamika kelas, fleksibilitas dalam menerapkan perubahan, komunikasi terbuka dan jelas, serta pemantauan dan evaluasi yang berkala.
Ia pun berpesan agar para lulusan memiliki mentalitas pembelajar sepanjang hayat. Salah satunya dengan melanjutkan studi profesi melalui Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan. Melalui Program PPG prajabatan, mahasiswa akan mendalami kompetensinya dan mendapatkan sertifikat pendidik, sebagai syarat diakui sebagai guru profesional. “Ini merupakan kesempatan bagi adik-adik yang saat ini di Yudisium untuk ikut berperan serta dalam membangun pendidikan bangsa melalui PPG Pra Jabatan. Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, raih cita-cita untuk menjadi guru profsional, yang dibuktikan dengan didapatkannya sertifikat pendidik sebelum kalian mengabdikan diri di dunia pendidikan,” tegasnya.
Dalam kesempatan kali ini, hadir pula Erwin Qodariyah, M.Pd. yang turut membedah materi tentang “Guru Penggerak, Guru Adaptif”. Menurut Erwin, guru adaptif adalah guru yang fleksibel, open-minded, kreatif, inovatif terhadap fenomena perubahan yang ada disekitar. Dalam hal ini, guru penggerak dengan 10 karakter yang dimilikinya, diharapkan menjadi agen perubahan untuk menciptakan mindset adaptif kepada komunitas pendidikan. Ia pun membagikan tips untuk menjadi guru adaptif dan kreatif, yakni mengenali murid dan kemampuannya, memiliki kepercayaan yang tinggi, mengajar dengan inovatif, belajar sepanjang hayat, menyeimbangkan teori dan praktik, serta mengerti dan memanfaatkan teknologi.
“Kita perlu menanamkan dalam diri bahwa tugas kita bukan menjejalkan pelajaran, tetapi menghidupkan pengetahuan. Maka kita harus memperlakukan siswa sebagai partner, bukan objek. Kita harus menciptakan komunikasi yang terbuka, bersedia menerima umpan balik. Dengan begitu, kita akan menjadi bagian dari perubahan itu sendiri,” tandas guru penggerak Angkatan 7 Kabulaten Malang yang saat ini mengabdi di SMAN 1 Lawang itu.
Yudisium kali ini mengukuhkan Titis Fatmasari Kharisma Kasih, mahasiswa Prodi PPKn, menjadi lulusan terbaik akademik fakultas dengan IPK sempurna 4.00. Titis pun mengenang bagaimana FKIP UMM telah menyatukan anak bangsa dari berbagai latar belakang untuk mewujudkan cita-citanya. “Teringat, pertama kali kami menginjakkan kaki di UMM dengan banyak rasa insecure tetapi juga banyak harapan. FKIP UMM menyatukan kami dengan teman-teman dari berbagai daerah yang tentunya berbeda-beda, mempertemukan kami dengan dosen yang hebat dan inspiratif, serta membawa kami pada wawasan dan pengalaman yang luar biasa. Maka, di sinilah kami saat ini. Menjadi lulusan yang insyaAllah menjadi kebanggan,” tutunya dalam orasi pesan-kesan. Ia pun mengucapkan terima kasih dan berharap semua lulusan merasa bangga atas capaian yang diraih, dan terus melanjutkan mimpi-mimpinya.
Selain mengukuhkan lulusan terbaik akademik, FKIP UMM juga mengukuhkan lulusan terbaik nonakademik. Tercatat, 16 lulusan terbaik dari 6 Prodi telah dikukuhkan atas prestasi di bidang publikasi artikel ilmiah di jurnal terakreditasi, hak paten penulisana buku, kejuaraan lomba, dan KKN internasional. (*fd)