Yudisium Periode IV dan V FKIP UMM: Ini Wajah Guru Profesional di Era Digital!

Rabu, 09 Agustus 2023 00:40 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Malang—Sebanyak 251 peserta mengikuti gelaran Yudisium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Yudisium Periode IV dan V Tahun 2023, Rabu (09/08/23). Yudisium yang digelar secara luring di Auditorium Dome UMM ini dihadiri oleh jajaran dekanat beserta pimpinan Prodi di lingkungan FKIP UMM.

Dalam kesempatan ini, tema yang diangkat yaitu “Peningkatan Professionalisme Guru Era Digital Menuju Generasi Emas Indonesia”. Tak dapat dipungkiri, guru professional dengan kompetensu digital menjadi garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas tahun 2045. Karena itu, yudisium kali ini menghadirkan H. Ibnu Hajar, M.Pd. Alumni Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang merupakan sastrawan dan budayawan nasional ini ini membawakan orasi ilmiah “Membaca Profesionalisme Guru?”.

Ibnu, sapaan akrabnya, mengawali orasi dengan analogi menarik, “Tidak mungkin menciptakan bayangan yang lurus dari tongkat yang bengkok”. Dari analogi itu, Ibnu menegaskan bahwa generasi penerus bangsa yang hebat pasti lahir dari guru-guru yang hebat dan profesional. Dalam konteks pendidikan saat ini, salah kecakapan pedagogik dan profesional itu harus diintegrasikan dengan teknologi. Hal itu merupakan keniscayaan yang seharusnya tidak menjadi momok bagi para guru.

“Era sekarang ini teknologi sudah menjadi kebutuhan. Maka, teknologi sebagai hasil budaya manusia seharusnya tidak menjadi momok yang menakutkan, justru membuka peluang-peluang baru yang meningkatkan kualitas hidup manusia, kualitas pendidikan kita,” ungkap alumni yang berasal dari Madura itu.

Meskipun begitu, Ibnu menegaskan bahwa keterampilan dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran ini harus dibarengi dengan kecerdasan, kearifan, dan kecermatan yang tinggi. Ini merupakan pondasi dalam upaya menghasilkan manusia Indonesia berperadaban unggul yang tidak hanya produktif dan inovatif, tetapi juga memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik dan karakter yang kuat.

“Sekali lagi, ini hanya bisa diwujudkan melalui guru profesional. Guru yang menunjukkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia, dan selalu mendidik dengan cinta,” tegasnya.

Sejalan dengan itu, Dekan FKIP, Dr. Trisakti Handayani, M.M., dalam sambutannya, juga menyatakan bahwa lulusan FKIP UMM harus adaptif namun tetap berpijak pada dasar agama. Ia pun mengutip dua kata bijak dari tokoh dunia untuk menggambarkan hal itu. Ali Bin Abi Thalib dengan kata bijak ‘Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu’ dan Albert Einstein dengan kata Mutiara ‘Science without religion is lame, religion without science is blind

“Maka, transformasi keilmuan berbasis pada nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Muhammadiyahan yang ditorehkan FKIP UMM menjadi bekal yang sangat kuat untuk mengubah dunia,” pungkasnya.

Trisakti pun berpesan, agar alumni FKIP UMM dapat menjadi teladan dan model bagi generasi muda lainnya. Alumni FKIP UMM adalah generasi yang tegas namun menjunjung tinggi etika dan berkepribadian Indonesia. Teguhkan diri kalian, tatap masa depan dengan penuh optimis, dan raihlah mimpi besar kalian agar dapat menjadi pemain tidak hanya di negeri sendiri, namun juga menjadi pemain dunia. “Pegang erat dan syiarkan nilai-nilai yang telah kalian dapatkan dari Kampus Putih tercinta ini kapanpun dan dimanapun kalian berada,” katanya disambut tepuk tangan para calon wisudawan/wisudawati.

Terakhir, Trisakti mengajak semua lulusan FKIP untuk bangga menjadi guru dan mengambil kesempatan emas mendapatkan beasiswa LPDP untuk Program Pendidikan profesi Guru Prajabatan Angkatan 2 Tahun 2023. Pasalnya, pemerintah telah menyediakan 59.000 kursi beasiswa untuk para fresh graduate yang berkomitmen untuk menjalani profesi guru ini.

Tak hanya meluluskan 251 calon wisudawan/wisudawati, yudisium periode ini juga mengukuhkan Citra Afrilia Nur Kholifah sebagai wisudawan terbaik tingkat fakultas atas perolehan IPK sempurna (4,00) dengan masa studi 3 tahun 10 bulan. Atas raihan prestasi ini, Citra mengaku sangat bersyukur. Dalam pidatonya, ia pun mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika FKIP UMM yang selalu mendorong dan mendukung mahasiswa menorehkan prestasi.

“Terima kasih saya sampaikan pada fakultas di mana kami ditempa dengan keras, dilatih untuk sabar, dan diajari untuk selalu menyadari bahwa setiap keputusan selalu membawa pada baik-buruk konsekuensi. Hal-hal yang menjadi sulutan api untuk terus berprestasi, karena prestasi masing-masing dari kami selalu dihargai,” ungkapnya berkaca-kaca.

Komitmen untuk mendorong dan mengapresiasi prestasi mahasiswa ini memang terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mendapatkan prestasi non akademik. Tercatat, tak kurang dari 70 mahasiswa ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi non akademik melalui kejuaraan lomba, publikasi karya ilmiaha, perolehan HaKI, daan keaktivan dalam kegiatan MBKM.

Lulusan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini pun mengaku sangat bangga menjadi alumni FKIP UMM. “Menjadi bagian dari FKIP UMM adalah salah satu hal terbaik bagi saya. Dari sini, saya betul-betul menyadari bahwa saya nantinya adalah pekerja yang mendapatkan uang, tetapi saya dan rekan-rekan semua adalah jembatan bagi anak-anak Indonesia untuk mendapatkan kesempatan belajar seumur hidup melalui pendidikan inklusif dan berkualitas untuk Pembangunan Indonesia berkelanjutan,” katanya. (*/fd)

Shared: