Belajar Asesmen Otentik Pembelajaran Daring Dari 4 Srikandi FKIP

Sabtu, 16 Mei 2020 10:02 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah sukses dengan dua Webinar Hari Pendidikan Nasional, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan Webinar bertajuk Ngobrol Bergizi Bareng Srikandi  dengan tema "Asesmen Otentik Saat Belajar Dari Rumah", Jumat (15/5/2020).

Acara ini dibuka dengan sambutan Dekan FKIP UMM, Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. Dalam sambutan itu, Poncojari Wahyono mengungkapkan hal yang mendasari pemilihan tema adalah banyaknya permintaan khalayak terkait diskusi ilmiah tentang bagaimana pelaksanaan asesmen yang ideal dalam pembelajaran daring.

"FKIP UMM memiliki pakar-pakar asesmen otentik, bahkan mereka sudah berpengalaman internasional. Kebetulan kebanyakan adalah perempuan, maka kami menyebutnya sebagai para srikandi asesmen" ujar Poncojari Wahyono.

Para Srikandi tersebut tidak lain adalah Dr. Endang Poerwanti, M.Pd., Dr. Ribut Wahyu Eriyanti, M.Pd., Dr. Fardini Sabilah, M.Pd., dan Dr. Trisakti handayani, M.M. Meski bertolak dari topic area yang sama, keempat Srikandi ini membedahnya dari perspektif yang berbeda-beda. Endang Poerwanti mengambil perspektif pembelajaran SD dengan paparan berjudul “Konsep Dasar Asesmen Otentik dan Problematika Pelaksanaannya Ketika belajar dari Rumah”; Ribut Wahyu Erliyanti mengambil perspektif pembelajaran Bahasa Indonesia dengan paparan berjudul “Penilaian pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dari Rumah”; Fardini Sabilah mengambil perspektif pembelajaran Bahasa Inggris dengan menyajikan paparan berjudul “Asesment Pembelajaran Bahasa Inggris”; dan Trisakti Handayani mengambil perspektif yang lebih general dengan menyajikan paparan berjudul “Bedah Peran Orang Tua dalam Pembelajaran dan Asesmen di rumah”.

Pembicara pertama, Endang Poerwanti mengawali paparannya dengan membuka skemata peserta ihwal  berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia serta konsep merdeka belajar sebelum pada akhirnya mengerucutkan pembahasan pada asesmen otentik. Dalam paparannya tersebut, Endang menegaskan bahwa ada berbagai ketimpangan kondisi dari penerapan pembelajaran yang di harapkan di masa covid ini. Oleh karenanya, pelaksanaan pembelajaran dbeserta penilaiannya tidak boleh dilaksanakan secara kaku.

"Ada banyak teknik, pilihan cara, dan pendekatan penilaian yang dapat dilakukan guru. Teknologi sudah sangat membantu. Tetapi ingat, jangan sampai malah menyusahkan peserta didik dan orang tuanya. Atau malah karena terlalu susah, atau melenceng dari kaidah, maka melenceng. Misalnya, malah orang tuanya yang mengerjakan tugas. Kenyataannya banyak orang tua yang saat ini mengeluh dan protes. Tagihan atau tugas yang diberikan guru tidak logis, tugas diberikan tiap hari, waktu mengerjakan singkat, dan tidak sesuai level umur peserta didik", ujar dosen senior Prodi PGSD UMM itu.

Meski harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, Menurut Ribut Wahyu Eriyanti, pelaksanaan assessment tidak boleh lepas dari tiga domain yang ada yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Bahkan, penilaian karakter juga tidak boleh dilupakan.

“Meski belajar dari rumah, instrument penilaian yang disusun tetap harus dapat mengukur aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pendidikan karakter juga harus dinilai. Caranya bisa bermacam-macam. Kita bisa menggunakan tes, penugasan, jurnal, portofolio, proyek, dan sebagainya,” jelas dosen prodi Pendidikan Bahasa Indonesia yang juga menjabat sebagai Kaprodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia itu.

Selain memaparkan prinsip penilaian tersebut, Ribut juga menyajikan contoh-contoh penerapan penilaian otentik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SMA.

Sejalan dengan itu, Fardini Sabilah, pembicara ketiga yang saat ini menjabat sebagai ketua LPPI ini menjelaskan bahwa ada dua jenis asesmen yakni asesmen formal dan asesmen informal. Asesmen formal Meliputi tes, kuis, dan proyek. Siswa dapat mempelajari dan mempersiapkan penilaian ini sebelumnya, dan disediakan alat sistematis bagi guru untuk mengukur pengetahuan siswa dan mengevaluasi kemajuan belajarnya. Adapun asesmen informal berbasis observasi yang lebih kasual. Dengan sedikit persiapan di awal dan tidak perlu menilai hasilnya, penilaian ini memungkinkan guru untuk merasakan kemajuan siswa dan mengidentifikasi bidang-bidang mana yang mungkin memerlukan lebih banyak instruksi. Dalam konteks belajar dari rumah ini, penilaian yang lebih relevan adalah asesmen informal. Selanjutnya, Fardini membagikan 10 Asesmen informal yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran daring saat ini.

“Dengan melihat hal-hal tersebut, agaknya yang lebih relevan untuk diterapkan adalah asesmen informal. Asesmen informal ini meliputi observasi, presensi lisan, jurnal, exit slips, demonstrasi, menggambar, crossword puzzles, narasi, bermain peran, dan evaluasi diri,” terang Fardini.

Pada praktiknya, kesuksesan pelaksanaan pembelajaran beserta evaluasinya untuk saat ini sangat bergantung pula pada peradan serta orang tua. Orang tua di masa pandemi ini, menurut Trisakti Handayani, tidak hanya berperan sebagai financial & feeding support tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran.

"Saat ini, orang tua menjadi partner utama guru. Orang tua menjadi kepanjangan guru di rumah. Nah, ini sebenarnya adalah kesempatan bagi para orang tua untuk membina karakter dan kompetensi spiritual putra-putrinya secara langsung. Jadi, guru dan orang tua diharapkan dapat bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan yang bermakna bagi siswa di rumah" tutur Trisakti kaprodi PPG UMM ini.

Pada akhirnya, webinar yang berlangsung selama 4 jam ini berjalan lancar. Sebanyak 550 peserta, baik yang melalui platform Zoom Meetings maupun melalui Youtube, mengikuti paparan para pemateri yang dipandu oleh Fida Pangesti, M.A. dengan baik. Beragam pertanyaan dilayangkan kepada pemateri yang menunjukkan tingginya antusiasme para peserta. Ke depan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM akan menggelar forum-forum diskusi ilmiah serupa untuk mengakomodasi kebutuhan khalayak sebagai bentuk komitmen FKIP dalam berkontribusi pada pendidikan Indonesia. (*/FP)

Shared: