Dif-Able App, Alat Bantu Asistif Perkuliahan bagi Mahasiswa Disabilitas Karya PGSD UMM

Jum'at, 22 Oktober 2021 07:35 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Malangļ¼Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi, terutama dengan adanya pandemi covid-19 ini. Keterbatasan aktivitas mendesak mengubah pola kebiasaan berbasis online. Hal ini terlihat jelas pada sisi edukasi perubahan dari pembelajaran luring menjadi pembelajaran daring. Terlihat dari pelaksanaan dan ujian berbasis online yang mulai diterapkan beberapa waktu ini. Perubahan tersebut tentunya sangat terasa juga bagi mahasiswa berkebutuhan khusus.

Menjawab tantangan tersebut, Program Studi Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan Dif-Able Apps. Dif-Able Apps merupakan salah satu bentuk inovasi untuk membantu mahasiswa difabel dalam melaksanaan proses perkuliahan. Pengembangan produk ini didanai oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam skema Hibah Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (Teknologi Asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi Tahun 2021. Pada pelaksanaanya, pengembangan program ini bermitraan dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Sebagai bagian dari proses pengembangan, Prodi PGSD melaksanakan uji coba produk, Rabu (22/09/2021). Uji coba dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain UMM, LPPM UNESA, Tim relawan, dan mahasiswa dengan gangguan penglihatan (Tuna Netra) serta pendengaran (Tuna Rungu).

Dilakukan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), kegiatan dibuka secara resmi oleh perwakilan LPPM UNESA yaitu Bapak Dr. Oce Wirawan, M.Kes. Inti acara ini adalah kegiatan ini adalah uji coba media yang dikembangkan dengan secara bersamaan sharing tentang kendala dalam penggunaan media. Arina Restian, M.Pd menyatakan bahwa media yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan kemudahaan mahasiswa berkebutuhan khusus dalam menyelesaikan perkuliahan.

“Dengan pelaksanaan uji coba media asistif ini bersifat sebagai alat bantu atau sarana penunjang dalam proses perkuliahan.

 

Saat ini banyak sekali aplikasi penunjang proses pembelajaran. Tetapi aplikasi Dif-Able Apps ini memiliki perbedaan dibandingkan yang sudah ada. Salah satu kelebihan aplikasi ini yaitu user mampu berinteraksi langsung dengan fasilitator secara realtime melalui fitur yang tersedia. User dapat memanfaatkan aplikasi untuk layanan akademik skripsi, UTS, UAS, penugasan/praktik, dan layanan keluhan dengan memanfaatkan fitur chat yang sudah terintegrasi di apliasi. Selain itu fitur yang disediakan juga dikemas dalam fitur audio dan teks dalam aplikasi. Sehingga, user terutama tuna netra dapat memanfaatkan fitur ini dengan mudah dan praktis.

“Alhamdulillah ada respon yang sangat baik dari pengguna terhadap media yang dikembangkan. Prinsipnya, media ini dapat membantu dalam kebutuhan proses perkuliahan terutama dalam masa pandemi saat ini,” tutup Arina. (*ed: fid)

Shared: