Humas FKIP berfoto bersama seluruh siswa dan guru SMAIT Ummul Quro, Tasikmalaya |
Malang—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerima kunjungan siswa SMAIT Ummul Quro, Tasikmalaya, Rabu (15/11/2023). Rombongan yang terdiri dari 70 siswa didampingi 6 guru pendamping ini diterima dan mengikuti rangkaian acara di Aula BAU UMM. Sebelumnya, didampingi tim Humas UMM, para siswa diajak berkeliling kampus.
Pimpinan SMAIT Ummul Quro, Ustad Ihsan Baehaqi, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memberikan pembekalan kepada siswa-siswa kelas XI yang akan segera melanjutkan ke Pendidikan Tinggi. Selain itu, mereka akan terbuka wawasannya tentang berbagai kesempatan yang bisa mereka peroleh melalui pemilihan jurusan dan kampus yang tepat. “Kampus UMM sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Terkhusus, kami juga ingin anak-anak kami lebih terbuka wawasannya tentang profesi guru, terutama bagaimana prospeknya ke depan. Harapannya, mereka mendapat motivasi dan inspirasi,” tuturnya.
Sementara Sekretaris UPT Penerimaan Mahasiswa Baru UMM, Iqbal Ramadhani menyampaikan ucapan terima kasih atas dipilihnya UMM sebagai tempat kunjungan. Ia pun menjelaskan profil dan berbagai program unggulan UMM yang didukung oleh jejaring dan unit bisnis yang kuat. UMM memiliki lebih dari 2.600 mitra dan 28unit bisnis yang menjadi medium bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan skill-nya. UMM juga memiliki berbagai program internasionalnya. “Banyak kesempatan yang nanti bisa dimanfaatkan, salah satunya melalui beasiswa Erasmus+ Programme, yaitu program beasiswa pertukaran mahasiswa ke Eropa,” katanya.
Acara dilanjutkan dengan sesi paparan Profil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM yang disampaikan oleh humas UMM, Fida Pangesti, S.Pd., M.A. Mengawali paparan, Fida, begitu sapaan akrabnya, menegaskan tempat alasan utama untuk memilih profesi guru. “Di tengah perkembangan teknologi yang sedemikian hebat, yang membuat banyak profesi tergantikan oleh AI atau robot, guru adalah salah satu profesi yang tidak akan pernah tergantikan. Mengapa? Karena guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik; tidak hanya teaching tetapi juga touching,” tuturnya tegas.
Alasan lainnya, tambah Fida, adalah karena waktu pengembalian biaya pendidikan untuk jurusan keguruan adalah yang paling cepat di antara jurusan lainnya. Data Kemendikbudristek tahun 2022 juga menunjukkan bahwa Indonesia kekurangan 970.140 guru, yang artinya peluang kerjanya tinggi. Hal ini didukung pula dengan adanya program beasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang memfasilitasi pengembangan profesionalisme guru.
FKIP UMM sendiri memiliki 7 program studi, yakni Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bilogi, Pendidikan Matematika, PPKn, dan PGSD untuk jenjang S1, dan Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk jenjang profesi. Semuanya telah terakreditasi Unggul.
“Yang tidak kalah penting adalah bahwa semua Prodi telah memiliki Center of Excellence (CoE), program unggulan Prodi dalam upaya memastikan lulusan kami kompetensinya linier dengan kebutuhan industri. Ini adalah realisasi Program UMM Pasti UMM: Pasti lulus tepat waktu, pasti kerja, dan mandiri,” tambahnya.
Felisya, salah satu peserta, bertanya tentang program FKIP UMM dengan antusias |
CoE ini yaitu Kelas Profesional Anggrek pada Prodi Pendidikan Biologi, Kelas Media dan Animasi Digital pada Prodi Pendidikan Matematika, English for Hospitality pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Editor dan Perbukuan pada Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Konsultan Pendidikan pada Prodi PGSD, dan Pemandu Wisata Digital pada Prodi PPKn.
Di samping itu, semua Prodi di FKIP UMM juga memiliki program ekuvalensi skripsi. Mahasiswa memiliki pilihan untuk mengambil jalur skripsi atau jalur ekuivalensi. Misalnya, pada Prodi Matematika, program ekuivalensi dapat berupa publikasi jurnal, kejuaraan kompetisi nasional, dan PKM. “Ini adalah inovasi yang terus kami kembangkan untuk memastikan mahasiswa kami bisa lulus tepat waktu,” kata dosen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia itu.
Dalam menyimak paparan ini, semua siswa terlihat antusias. Hal itu terlihat dari banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab. Salah satunya, pertanyaan dari Felisya yang mengaku penasaran tentang twinning programme pada Prodi PPKn dan program magang CoE. Siswa pun sangat antusias dalam menjawab pertanyaan kuis. Harapannya, ini menjadi langkah awal terjalinnya silaturahmi dan pintu awal bergabungnya para siswa menjadi bagian dari civitas akademika FKIP UMM. (*fd)