Hardiknas FKIP UMM, 1.300 Peserta Ikuti Webinar “Pendidik Profesional di Masa Pandemi”

Rabu, 06 Mei 2020 19:10 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pandemi Covid-19 menuntut pembelajaran bermigrasi dari ruang-ruang kelas ke ruang-ruang digital melalui berbagai macam platform. Sayangnya, tuntutan ini belum sepenuhnya diiringi oleh daya dukung yang memadai, baik dari aspek infrastruktur maupun SDM. Dampaknya, tak hanya pembelajaran yang kurang optimal, guru pun “disenggol” profesionalitasnya.

Melihat fenomena tersebut, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang menggelar Webinar selama dua hari. Acara ini merupakan acara puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 yang didahului acara Giveaway Hardiknas bertema “Pendidikan di Mata Mereka” (2/5) dan bincang alumni “Mengajar Sampai ke China” (3/5) Tak tanggung-tanggung, jumlah peserta yang mengikuti Webinar ini mencapai 1.300 orang.

Mengangkat tema “Pendidik Profesional di Masa Pandemi”, webinar hari pertama (5/5) menghadirkan Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. dan Prof. Dr. Suyanto, Ph.D, mengupas bagaimana menjadi pendidik professional di masa pandemi. Secara spefisik, Poncojari Wahyono dalam makalahnya yang berjudul “Guru Berbenah di Tengah Wabah” memberi penekanan bahwa meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, guru tidak boleh mengabaikan pendidikan karakter dan tetap melakukan pengendalian mutu.

“Dalam suasana pembelajaran yang tidak nyaman, sistem daring dan sebagainya, saya berharap tetap ada proses penjaminan mutu. Saya berharap Bapak/Ibu guru dan juga kepala sekolah, siapa pun yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tetap harus melakukan evaluasi, melakukan pengendalian terhadap pembelajaran yang dilakukan selama Covid-19 ini. Jadi, tidak boleh dibiarkan begitu saja pokoknya jalan,” pungkasnya adalam makalah berjudul “Guru Berbenah di Tengah Wabah ini.

Sementara itu, Prof. Suyanto, Ph.D, guru besar Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan, saat ini guru berada di empat zona: comfort zone, fear zone, learning zone, dan growth zone. Dari empat tipe tersebut, guru-guru di masa pandemic ini harus berada dalam growth zone karena kita benar-benar sedang menghadapi “new normal”.

“Yang kita butuhkan, yang paling top untuk saat sekarang, adalah guru di growth zone sehingga bisa beradaptasi dengan new normal. Untuk berada di growth zone, guru perlu memiliki Self-fulfilling Prophecy, performance character, dan moral character,” tandas mantan rektor  Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Antusiasme peserta ini melonjak pada hari kedua (6/5). Sebanyak 775 peserta menyimak dengan khidmad Webinar bertajuk “Pembelajaran Asyik di Masa Covid-19!” yang dikupas tuntas oleh Drs. Suparto, M.Pd (dosen FKIP UMM) dan Herry Yanto The, Ph.D (Dosen Zhejiang University, China).

Mengawali paparannya, Soeparto memberikan pernyataan menarik, “Covid-19 ini justru membuat pembelajaran mencapai titik kodratnya. Pembelajaran Tahun 2020 sudah seharusnya didominasi daring. Dengan kata lain, Covid-19 membersihkan residu-residu pembelajaran konvensional”.

Lebih lanjut, dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini menjelaskan bahwa pembelajaran di masa covid ini membutuhkan ‘nafas buatan’ agar tidak terjebak dalam “tugas daring”. Ada tiga saluran ‘nafas buatan’ pembelajaran daring yaitu presence, awareness, dan empathy. Di sini, guru berfungsi sebagai tour leader pembelajaran. Guru dituntut untuk tetap bisa menciptakan hubungan antarindividu dan mengondisikan siswa berbagi perspektif.

Di sisi lain, pemateri kedua, Hery Yanto The, tak hanya berbicara tentang pembelajaran di era pandemic, tetapi juga mengurai sejarah pandemi dan strategi yang digunakan manusia untuk betahan dari masa ke masa. Pada akhir ceramahnya, dosen Zhejiang University ini optimis pendidikan Indonesia dapat melalui pandemic dengan baik.

“Indonesia yang saya rasakan dapat mengadopsi hal ini dengan cepat. Selama pandemic ini webinar begitu banyak, pembelajaran daring meskipun banyak kesulitan tetap berjalan penuh semangat. Jadi, saya yakin kita bisa melakukan lompatan yang cepat untuk mengadopsi segala sesuatu yang baru, “ pungkasnya.

Para peserta sangat mengapresiasi kegiatan Webinar ini. Pasalnya, materi yang disampaikan oleh narasumber benar-benar relevan dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Mereka pun berharap FKIP UMM dapat sering mengadakan kegiatan semacam ini.

“Terima kasih atas ilmunya. Sangat bermanfaat untuk kami. Semoga acara demikian sering diadakan untuk mengisi waktu dalam social distancing ini,” tukas Sri Endang Kusumawati, guru SMAN 2 Magetan. (*FP)

Shared: