Jalankan Kerja Sama Program Kejar Mutu Sekolah Dasar, Prodi PGSD UMM Gelar Workshop Penyusunan Modul Implementatif Berbasis Kearifan Lokal

Senin, 08 November 2021 09:37 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Malang-Masa Pandemi covid-19 mengakibatkan pola pendidikan berubah. Proses belajar-mengajar yang semula dilakukan dengan tatap muka, saat ini menjadi daring atau tatap maya. Hal ini membuat tantangan pendidikan semakin bertambah, salah satunya yaitu learning lost. Pembelajaran tidak hanya mengalami kemunduran hasil belajar, tetapi juga mengalami kondisi kesulitan belajar.

Sebagai upaya peningkatan layanan pendidikan bagi satuan pendidikan sekolah dasar di masa pandemi Covid-19 inilah, Program Studi Pendidikan Dasar, Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbud melakukan Program Kejar Mutu Sekolah Dasar melalui kegiatan pendampingan psikososial peserta didik di masa pandemi Tahun 2021.

 

Dalam rangka menyiapkan implementasi program tersebut, Prodi PGSD menggelar Workshop Penyusunan Modul Implementatif Berbasis Kearifan Lokal, Jumat (5/11/2021). Dihadiri oleh seluruh dosen Prodi PGSD, kegiatan yang digelar di Rooftop Rayz Hotel ini dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. H. Fauzan, M.Pd.

Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily, M.Si. selaku koordinator program mengatakan, program pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan layanan pendidikan bagi satuan pendidikan sekolah dasar di masa pandemi, terutama untuk daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). 

“Sasaran kegiatan ini adalah di daerah 3T. Jadi, nantinya, kegiatan akan kita laksanakan secara kontinu di daerah Sorong, Papua dan Nunukan, serta Kalimantan Utara,” jelas profesor yang juga menjabat sebagai direktur Direktorat Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM ini.

Meskipun fokus utamanya pada ranah psikososial yang meliputi identifikasi psikososial dan pendampingan psikososial, lanjutnya, kegiatan ini juga akan menyentuh berbagai aspek lainnya. Salah satunya adalah literasi numerasi yang sampai saat ini masih menjadi PR bagi Indonesia. 

“Ruang lingkup kegiatan ini tidak hanya identifikasi psikososial dan pendampingan psikososial tentunya. Kita juga akan menggarap literasi numerasi,  pendampingan cacht up learning, persiapan pembelajaran tatap muka, dan pemetaan partisipation lost,” pungkasnya. (*ed: fid)

Shared: