Kuliah Umum PPG FKIP UMM, Dirjen Paud Dikdasmen Dorong Pendidik Mandiri dan Merdeka

Selasa, 15 November 2022 23:33 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Malang – Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang menggelar agenda kuliah umum, (Rabu, 9/11/2022). Mengusung tema “Kebijakan Pendidikan Nasional Menuju Indonesia Emas”, hadir sebagai pembicara Dr. Iwan Syahril, Ph.D., Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen Paud Dikdasmen). Acara turut dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor I, Dekanat FKIP UMM, Kaprodi PPG, dan mahasiswa PPG FKIP UMM.

Dalam paparannya, Dr. Iwan Syahril menegaskan Kembali filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantoro. Terlebih, kondisi Pendidikan Indonesia saat ini lemah dalam hal karsa atau kemauan.

Menurutnya, dewasa ini pendidikan bangsa terlena untuk menajamkan pikiran peserta didik saja, namun lupa kemauan dan keinginan para siswa di sekolah. Dengan kata lain, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik ini sayangnya tidak diimbangi dengan kemauan yang diinginkan peserta didik.

“Pendidikan yang hanya menajamkan pikiran tetapi mengesampingkan kemauan anak didik adalah pendidikan yang hampa. Justru, pendidikan yang memperhatikan kemauan akan selalu berkembang sekalipun dalam kondisi sulit,” terangnya pada acara yang berlokasi di Dome Theater Universitas Muhammadiyah Malang.

Karena itu, para peserta diajak untuk mengembalikan arah pendidikan pada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara terkandung amanah terhadap profesi guru ini. Ing Ngarso Sung Tuladha mengamanatkan seorang guru menjadi seorang pemimpin yang dapat diteladani di kelasnya. Ing Madya Mangun Karso mengamanatkan seorang pendidik untuk senantiasa menguatkan keyakinan dan membangkitakan semangat mencerdaskan bangsa. Adapun Tut Wuri Handayani mengamatkan pendidik agar dapat melejitkan potensi dan proses tumbuh kembang anak didik sehingga kemandirian bisa terbentuk dalam dirinya.

Pendidikan holistik yang dicanangkan oleh Ki Hajar Dewantara terbagi menjadi empat aspek yaitu oleh cipta, olah rasa, olah karsa, dan olahraga. Cipta secara makna yakni menajamkan pikiran, rasa memiliki dan menghaluskan perasaan. Karsa untuk menguatkan kemauan dan keinginan dan olahraga bertujuan agar menyehatkan jasmani atau fisik. Adapun pada poin cipta, rasa, dan karsa menjadi poin dalam Budi, sedangkan raga masuk dalam poin Pekerti.

“Jadi, filosofi Ki Hajar Dewantara ini berupaya menghasilkan lulusan pendidikan yang mandiri dan merdeka,” tandasnya.

Selaras dengan itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. menuturkan jika guru memiliki tanggung jawab moral untuk menyiapkan generasi bangsa ketika berhadapan dengan bonus demografi. Oleh karena itu, guru harus memiliki kualifikasi yang baik atau professional. Sehingga, guru dapat mendidik dan mengembangkan kualitas anak bangsa. Guru punya tanggung jawab moral. Salah satunya dengan membekali anak didik dengan skill dan kualitas pendidikan yang baik.

“Guru harus bisa memahami potensi tiap muridnya. Dari situlah nanti akan muncul bibit-bibit potensi yang mampu memajukan bangsa dan mewujudkan Indonesia emas 2045,” tutup Rektor UMM.

Karena itu, UMM juga turut berkontribusi menyiapkan SDM mumpuni yang siap menghadapi kompetisi global melalui Center of Excellence (CoE). Saat ini, ada lebih dari 40 sekolah unggulan CoE yang tersebar di berbagai fakultas. Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ada lima sekolah unggulan yang sudah dilaksanakan yakni CoE konsultan pendidikan, media dan animasi pendidikan digital, english for hospitality, entrepreneur perbukuan dan sekolah wisata sejarah digital.

 

Baca Juga:

Dirjen Paud Dikdasmen Hadir di PPG UMM, Ajak Guru Peduli Karsa Siswa

Shared: