Di era modern ini, orang-orang berlomba mencari peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan mengandalkan kreativitas yang dimilikinya. Beberapa orang memilih berbisnis di bidang kuliner, pakaian, tas, kosmetik, tidak terkecuali tanaman hias. Seperti yang dilakukan oleh alumni Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, Nandia Anindhita. Sukses berwirausaha anggrek sejak berstatus mahasiswa pada 2016, Nandia kini telah berhasil meraup omset Rp 25 juta setiap bulannya.
Menurut penuturannya, ide usaha yang beralamat di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini diperoleh dari berbagai kegiatan perkuliahan dan praktikum di kampusnya, khususnya mata kuliah Kewirausahaan serta Botani.
"Jujur dulu saya tidak tahu banyak tentang bunga anggrek, bahkan bisa dibilang saya tidak suka bunga Anggrek. Saya juga enggak ada basic bercocok tanam sama sekali. Lalu tiba-tiba saat menempuh mata kuliah Kewirausahaan dan Botani saya diharuskan magang di nursery anggrek di Batu. Nah, semua berawal dari sana,” terangnya (24/03).
Ya, saat magang di nursery anggrek, Nandia iseng mencoba peruntungan menjadi reseller Anggrek. Tak dinyana, hasil yang diperoleh cukup besar. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengajak kakaknya untuk ikut bersamanya berbisnis tanaman anggrek. Berbekal kedisiplinan dan ketekunan, dalam waktu singkat ia akhirnya berhasil mengumpulkan pundi-pundi dan membangun usahanya sendiri.
Atas semua itu, Andia sangat bersyukur. Ia menyadari bahwa apa yang diperolehnya kini adalah buah dari pendidikan yang dienyamnya semasa S1.
“Alhamdulillah, kuliah di Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM membuat saya tidak hanya siap menjadi guru, tetapi juga siap berwirausaha. Terlebih menjelang lulus ada sertifikasi Kewirausahaan Industri dan berbagai pilihan lainnya," ujar alumni yang sudah memiliki ratusan koleksi anggrek ini ketika diwawancara pada Selasa (24/03).
Kompetensi kewirausahaan memang merupakan salah satu di antara lima keunggulan yang ditawarkan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMM. Keempat keunggulan lainnya yakni kompetensi lesson study, kompetensi pengelolaan limbah cair, penelitian dan pengabdian di bidnag Biologi dan Pendidikan Biologi, serta internasionalisasi melalui kesempatan belajar di institusi pendidikan luar negeri. Untuk mencapai kompetensi tersebut, khususnya kewirausahaan, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori tetapi juga praktik lapang.
“Mata kuliah kewirausahaan memang membekali mahasiswa dengan kompetensi bagaimana memulai usaha, bagaimana memenangkan persaingan, bagaimana mengambil peluang, dan bagaimna bisa bertahan dalam tekanan. Mahasiswa diajarkan teori sekaligus praktik langsung, baik mandiri maupun di lembaga-lembaga yang sudah bekerja sama dengan UMM,” ujar Dr. Iin Hindun, M.Kes., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi (24/03).
Lebih lanjut, Dr. Iin Hindun merasa bangga atas pencapaian yang diperoleh Nandia Anindhita. Ia berharap Andia bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi gengerasi penerusnya di Prodi Pendidikan Biologi.
“Menurut saya Andia ini sangat luar biasa. Tidak hanya sekadar belajar, ia mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dari magang kuliah. Ia sudah bekerja sebelum lulus, sesuatu yang tidak mudah untuk dijalani. Namun, dengan kegigihannya, dia bisa. Dia juga sekaligus menciptakan lapangan kerja. Saya berharap adik-adik tingkatnya bisa menjadikan Andia sebagai inspirasi sehingga ada lebih banyak lagi pengusaha yang lahir dari kurikulum yang kami desain,” tutupnya. (*FP/Ik)