Matching Fund PBIO UMM Kembangkan Kapasitas Jamu Sumenep

Kamis, 06 Oktober 2022 02:51 WIB   Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

 

Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM mendapatkan hibah Matching Fund Pengembangan Ramuan Herbal (Jamu) Terstandar di Sumenep. Hibah ini didanai oleh Kedaireka Kemdikbudristek tahun 2022.

"Kegiatan ini bertujuan mengadopsi IPTEK dan kepakaran perguruan tinggi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Bentuk kegiatan adalah pelatihan, pembinaan, dan jasa/produk" ujar Prof. Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku anggota Matching Fund sekaligus Kaprodi Pendidikan Biologi FKIP UMM.

Kegiatan dilaksanakan selama 6 bulan di Sumenep. Acara penyuluhan dilaksanakan tanggal 4 Oktober 2022 di  ruang pertemuan hotel Muzdalifah Sumenep.

Acara ini melibatkan 30an anggota Kelompok Swadaya Masyarakat Sumber Makmur yang berada dibawah koordinasi Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep.
Acara juga diikuti kurang lebih 20 tim dosen dari Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM.

Banyak hal dibahas, misalnya bagaimana adopsi teknologi jamu agar terstandar, bagaimana membangun kelembagaan produsen jamu, dan merancang rencana aksi produksi jamu. Selain itu diperlukan pola pembuatan jamu yang aman dan layak konsumsi sebagaimana standarisasi BPOM.

Kyai M. Khotibul Umam selaku perwakilan dari Badan Pengabdian Masyarakat PP Annuqoyah merasa senang dan berterima kasih dengan adanya kegiatan yang diinisiasi oleh Tim Maching Fund Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM ini. 

"Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dapat mengangkat gengsi dan kelas jamu tradisional khas Madura khususnya Sumenep. Dengan demikian kegiatan ini juga akan berimbas pada kualitas jamu yang dihasilkan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat khususnya penggiat jamu." ujar kyai Umam.

 Ibu Dr. Elly Purwanti, MP selaku ketua tim Matching Fund Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM berharap bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak dalam mengangkat nama Jamu khas Sumenep.

 "Tujuan jangka panjangnya adalah kegiatan ini mampu menggerakkan ekonomi di Wilayah Sumenep. Jamu ini kebanyakan diproduksinya rumahan, maka melalui kegiatan ini  akan ada standarisasi dan peningkatan kualitas." ujar pakar jamu tradisional dari UMM tersebut.

Shared: