Malang—Setelah sukses dengan hibah Matching Fund, dosen Prodi Pendidikan Biologi UMM (PBIO-UMM) kembali sabet dana hibah penelitian. Tak tanggung-tanggung, kali ini grand penelitian diperoleh dari Kurita, perusahaan yang berbasis di Jepang.
Adalah Moh. Mirza Nuryady, S.Si., M.Sc, dosen muda Prodi Pendidikan Biologi yang aktif menggeluti dunia penelitian tentang lingkungan dan berbagai hibah. Meskipun selama ini hibah yang diperolehnya berskala nasional, hal itu yang menyurutkan niatnya untuk menjajal hibah penelitian dari Korita ini.
“Sebenarnya ini adalah kali pertama saya mencoba peruntungan untuk pendanaan penelitian internasional. Meskipun begitu, saya tetap optimis. Apa pun hasilnya, saya percaya itu akan menjadi pengalaman baik untuk saya. Dan alhamdulillah hasilnya adalah lolos pendanaan,” katanya.
Dalam hibah kali ini, Mirza, sapaan akrabnya, mengangkat tema tentang screening bakteri E. coli yang resisten terhadap antibiotic beta-laktamase, yang berasosiasi dengan microplastic di Sungai Brantas.
“Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa. Selain itu, sungai ini juga melalui kampus UMM sehingga menarik minat saya untuk meneliti lebih jauh cemaran E. coli dalam air Sungai ini,” tutur pria yang baru saja mendapatkan kesempatan berjejaring ke Spanyol tersebut.
Selain itu, tema tentang pencemaran microplastic akhir-akhir ini banyak dilakukan, karena memang dapat mengancam kesehatan masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar sungai dan menggunakan air sungai.
Profesor Dr. Eko Susetyarini, M.Si, yang merupakan Ketua Program Studi PBIO-UMM mengatakan, memang Pak Mirza salah satu dosen yang semangat untuk menelitinya tinggi.
“Alhamdulillah Prodi kami saat ini banyak mendapatkan hibah eksternal yang didapatkan bapak/ibu dosen prodi. Pendidikan biologi juga memiliki fokus pada penelitian-penelitian lingkungan, karena memang prodi PBIO-UMM banyak memiliki SDM yang fokus penelitiannya tentang monitoring lingkungan,” tandasnya.
“Harapan besar saya selaku Kaprodi, kedepannya makin banyak dosen yang berhasil mendapatkan pendanaan eksternal baik nasional dan internasional guna meningkatkan grading institusi kita menjadi lebih unggul” imbuh professor yang baru saja mendapat pendanaan dari kementerian ini.
Kurita Water Industries Ltd sendiri adalah perusahaan Jepang, yang menyediakan fasilitas pengolahan dan penelitian air. Sejak pertengahan tahun 1970-an hingga sekarang, Kurita Water Industries mendirikan 14 anak perusahaan dan afiliasi di luar negeri, salah satunya yaitu anak Perusahaan Kurita Indonesia.
Melalui organisasi Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) yang merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Kurita ini melaksanakan Program Kurita Overseas Research Grant (KORG).
Grant penelitian ini dikhususkan untuk para peneliti lingkungan khususnya terkait dengan air diberbagai negara, salah satunya Indonesia.
Dengan besaran grant sebesar 400.000 Yen, para peneliti dituntut untuk melakukan penelitian tentang monitoring pencemaran air, monitoring sumber air, water treatment, dan isu menarik lainnya dengan jangka waktu 1 tahun. (*mrz/fd)